Jumat 15 Sep 2017 16:00 WIB

BMKG: Dua Desa Indramayu Berpotensi Kekeringan Ekstrem

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Dua desa di Kabupaten Indramayu berpotensi mengalami kekeringan ekstrem. Instansi terkait pun telah siap menyalurkan bantuan air bersih jika ada warga yang membutuhkan.

 

Hal itu terungkap dari data Peringatan Dini Kekeringan Jawa Barat yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) per 10 September 2017. Adapun kedua desa itu, yakni Desa Cidempet, Kecamatan Arahan dan Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu.

 

Kabupaten Indramayu merupakan satu-satunya daerah di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) yang berpotensi mengalami kekeringan ekstrem. Daerah lainnya yang berpotensi mengalami hal serupa adalah Kabupaten  Subang (Salam Darma, Karang Anyar, PusakaNagara), Purwakarta (Cinangka, Purwakarta, Cibukamanah, Cikao Bandung), dan Sumedang (Cimalaka).

 

Wilayah yang berpotensi kekeringan ekstrem berarti lebih dari 60 hari tanpa hujan, kata Forecaster BMKG Sasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, Jumat (15/9).

 

Sementara itu, berdasarkan Peta Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-turut per 10 September 2017, daerah-daerah di Wilayah Ciayumajakuning mengalami hari tanpa hujan dengan kriteria sangat panjang (31-60 hari).

Adapun daerah itu, yakni Kabupaten Indramayu (Juntinyuat, Losarang,Indramayu, Krangkeng), Kabupaten Cirebon (Gegesik), Kabupaten Kuningan (WadukDarma), dan Kabupaten Majalengka (Rentang, Sadawangi, Banjaran, Rawa, Sunia,Pajajar, Talaga, Cikijing, Majalengka). Saat ini suhu udara maksimum di Wilayah Ciayumajakuning mencapai 35 derajat celsius, terang pria yang akrab disapa Faiz itu.  

 

Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana, menyatakan, bagi desa yang mengalami krisis air bersih, maka harus segera mengirimkan surat ke kecamatan, PDAM dan BPBD. Setelah ada surat resmi tersebut, maka bantuan air bersih akan segera dikirimkan. "Saat ada desa yang mengalami krisis air bersih, kami siap mengirimkan bantuan air," ujar Edi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement