Kamis 14 Sep 2017 18:52 WIB

Menkeu Sarankan Muhammadiyah Bentuk Holding Company

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fernan Rahadi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) bersama Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir (kiri) dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (kanan) saat acara
Foto: Agus Bebeng/Antara
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) bersama Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir (kiri) dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (kanan) saat acara "Rakernas MEK dan Silaturahim Kerja Nasional Jaringan Sudagar Muhammadiyah", Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/9). Silaknas tersebut digelar untuk mempertemukan semua pengusaha UKM maupun pengusaha besar, yang merupakan bagian dari dakwah Muhammadiyah di bidang ekonomi, dengan mengangkat tema mendorong ekonomi untuk kemajuan dan kemandirian.

REPUBLIKA.CO.ID, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyarankan pada Muhammadiyah agar membentuk holding company bagi seluruh unit bisnisnya. Langkah ini dilakukan dengan harapan agar berbagai usaha yang dikelola oleh Muhammadiyah saat ini bisa lebih kuat.

Bahkan, Sri juga menyarankan agar Muhammadiyah bisa melantai di pasar modal. "Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk menjadi holding dengan menyediakan kebutuhan masyarakat di segala sektor, dari bayi hingga manula. Kenapa tidak membuat asuransi pendidikan dan kesehatan?" ujar Sri  pada  acara Rakernas Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) dan Silaturahim Kerja Nasional Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) di Hotel Bidakara Grand Savoy Homann, Bandung, Rabu (13/11). 

Sri mencontohkan, Grup Lippo yang dengan strategi bisnisnya mampu menguasai hampir seluruh sendi kebutuhan manusia. Ia menilai, Muhammadiyah memiliki potensi dan kemampuan untuk menyamai Lippo.

Dia  pun mengkritisi rencana Muhammadiyah yang akan membuat mal. Karena, mal termasuk salah satu industri sunset. Kecuali, kalau Muhammadiyah memiliki ide bagaimana mengembangkan usaha tersebut. "Di Amerika, ada mal yang tutup karena banyak yang lebih senang belanja ke Amazon," katanya.

Bahkan, menurut Sri, dalam  delapan bulan terakhir ini pendapatan pajak yang tinggi adalah berasal dari jasa pengiriman yang mengalami kenaikan luar biasa. "Ini yang akan terjadi. Tunggangi arusnya. Lihat perilaku anak-anak generasi Z. Pemerintah melihat dunia berubah," ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, Muhamamadiyah mampu menjawab tantangan untuk menjadi holding company. Karena, Muhammadiyah memiliki banyak unit bisnis, sehingga peluang untuk menjadi holding sangat besar. "Tinggal pada level detail untuk mengembangkan sumber daya yang kami miliki," katanya. 

Haedar menambahkan, potensi Muhammadiyah untuk korporasi sebenarnya bahkan sangat besar. Karena, amal usaha Muhamadiyah di bidang pendidikan dan kesehatan saat ini telah memiliki unit bisnis. "Itu modal kita," katanya,.

Selain itu,  menurut dia,  Muhammadiyah juga sudah punya berbagai macam model bisnis. Yakni, baik langsung dikelola perserikatan maupun  oleh para saudagar. "Ini peluang untuk jadi korporasi besar. Bahkan, Muhammadiyah sendiri sebenarnya sudah korporasi kan. Karena Muhammadiyah ini satu-satunya organisasi kemasyarakatan yang badan hukumnya seperti holding," ujar Haedar. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement