REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Sebanyak tiga desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai membutuhkan pasokan air bersih, menyusul debit air sumur di daerah setempat yang bertepatan dengan musim kemarau seperti sekarang mulai berkurang.
Menurut Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Bergas Catursasi Penanggungan di Kudus, Kamis, desa yang mengajukan bantuan air bersih ke BPBD Kudus saat ini baru dua.
Kedua desa tersebut, yakni Desa Menawan, Kecamatan Gebog, dan Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus. Pengiriman bantuan air di dua desa tersebut, kata dia, sudah dilakukan dan masing-masing mendapatkan kiriman air bersih sebanyak 5.000 liter.
Untuk memudahkan warga mendapatkan air bersih secara berkelanjutan, di dua desa tersebut disediakan bak penampung air dengan kapasitas 2.000 liter. "Ketika truk tangki pengangkut air datang, setidaknya air bisa dimasukkan ke dalam bak penampung tersebut, sehingga warga setiap saat bisa mengambilnya lewat bak penampung," ujarnya.
Permasalahan yang dihadapi warga Desa Menawan, kata dia, debit air dari Pamsimas yang selama ini menjadi satu-satunya penyuplai mengalami penurunan, seiring musim kemarau. Untuk membantu warga agar suplai air bersih tidak terganggu, akhirnya BPBD Kudus mengirimkan bantuan air bersih. "Jika kebutuhan air bersih bertambah, kami siap memasoknya lagi," ujarnya.
Sementara untuk Desa Kalirejo, lanjut dia, sebetulnya ada saluran pipa PDAM, namun saat ini mengalirnya dinilai warga masih kurang lancar, sehingga mereka membutuhkan bantuan air bersih.
Untuk memudahkan warga Desa Kalirejo mendapatkan suplai air bersih secara berkelanjutan, maka disediakan bak penampung air bersih. "Jika ada kekurangan, kami siap mengisinya kembali, sehingga warga setiap membutuhkan baru mengambil di bak penampungan tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Maskas PMI Cabang Kudus Arsy mengungkapkan, untuk saat ini terdapat satu desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih, yakni Desa Kutuk, Kecamatan Undaan.
Distribusi air bersih ke desa setempat, kata dia, sudah dilakukan sejak Jumat (8/9). "Rencananya, pengiriman air bersih dilakukan hingga Jumat (22/9)," ujarnya. Setiap pengiriman bantuan air bersih, kata dia, warga mendapatkan suplai air hingga 5.000 liter.
Berdasarkan keterangan dari desa setempat, saat ini warga sedang membutuhkan suplai air bersih untuk air minum dan memasak, sedangkan untuk mandi dan mencuci sudah tercukupi. Sebelumnya, lanjut dia, warga desa setempat dalam mendapatkan air bersih dengan cara membeli setiap jerigennya dengan kapasitas 30 liter sebesar Rp 4.000.
Berdasarkan data dari BPBD Kudus, jumlah desa yang masuk kategori rawan bencana kekurangan air bersih saat ini mulai berkurang.
Jika sebelumnya tercatat 24 desa yang tersebar di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Gebog, Kaliwungu, Jati, Undaan, Dawe, Bae, Jekulo, dan Mejobo, maka saat ini berkurang menjadi 20 desa yang tersebar di empat kecamatan. Keempat kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Kaliwungu, Undaan, Jekulo dan Mejobo.
Desa yang masuk kategori rawan kekurangan air bersih, yakni Desa Blimbing Kidul, Setrokalangan, Kedungdowo, Papringan, Banget, dan Sidorekso (Kecamatan Kaliwungu), Desa Kutuk, Glagahwaru, Terangmas, Lambangan (Kecamatan Undaan), serta Desa Sidomulyo, Desa Pladen, Desa Sadang, Bulung Kulon, Bulung Cangkring (Jecamatan Jekulo). Sementara di Kecamatan Mejobo, meliputi Desa Temulus, Hadiwarno, Kesambi, Jojo dan Payaman.