REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi mengungkapkan kurang lebih sekitar 4000 jiwa penduduk Kota Cimahi terkena dampak kekeringan yang sudah terjadi sejak satu bulan terakhir saat musim kemarau berlangsung. Dampaknya, para penduduk kesulitan memperoleh air bersih.
"Kita sudah koordinasi dengan UPT Air Minum, sekarang sudah dimulai suplai air," ujar Kepala BPBD Kota Cimahi, Dani Bastian, Rabu (13/9). Katanya, data tersebut menurun drastis dibandingkan tahun 2015. Dimana tahun lalu krisis air bersih di Cimahi mencapai 27 ribu penduduk.
Menurutnya, krisis air bersih yang terjadi hampir merata di tiga wilayah Kota Cimahi. Sementara itu, Zaenal Hamzah (37), warga Kampung Babakan Utama, RT05/02, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan mengaku jika musim kemarau terjadi sulit memperoleh air bersih. Biasanya, dirinya mendapatkan air bersih dari pabrik.
Sementara saat ini ia mengatakan harus mengantre demi mendapatkan air dari rumah warga yang memiliki sumur artesis. Menurutnya, selain itu, biasanya saat kemarau warga terpaksa membeli air bersih seharga Rp 2.000 satu jerigen berisi 30 liter dari penjual air. Namun kini banyak yang memperoleh air bersih dari sumur artesis warga.
Ado (56) warga RW 04, Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cimahi Selatan mengaku untuk memenuhi kebutuhan air bersih, ia bersama warga lainnya harus antre di Kantor Kelurahan untuk meminta air. "Sumur kami sudah kering, air PDAM juga tidak mengalir. Di Kelurahan ada sumur artesis, jadi airnya banyak," ujarnya.
Menurutnya, tiap hari biasa mengantre pada pagi, siang dan sore secara bergantian. Dalam sekali antre katanya warga bisa memperoleh air bersih sebanyak 5-10 jerigen untuk kebutuhan mandi cuci dan kakus. "Dicukup-cukupkan saja, kalau buat minum dan memasak pakai air isi ulang saja," katanya. Ia berharap, musim kemarau segera berakhir agar wilayahnya tidak terus-terusan kekurangan air bersih.
Selain itu, Yosua (38), Warga Puri Cipageran, RT08/26, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi mengeluhkan air di rumahnya tidak mengalir sejak pertengahan Agustus. "Sudah tiga minggu air tidak ada, terakhir itu pas lebaran Idul Adha kemarin. Tapi itu juga airnya kecil," katanya.