REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah mengirimkan bantuan kemanusian kloter pertama pagi ini dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. Bantuan seberat 34 ton ini dikirim menggunakan empat pesawat hercules menuju ke Bangladesh, di mana mayoritas warga Rohingya mengungsi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, bantuan tersebut diprediksi akan tiba di Bangladesh pada Kamis esok. Kendati demikian, hal ini juga akan bergantung pada situasi di lapangan nanti.
"Ini Rabu, Kamis mungkin sudah sampai. Ini jalan sambil diurus semua termasuk clearance sudah kami urus semuanya. Jadi mudah-mudahan Kamis paling lambat Jumat pagi bantuan ini akan tiba di Bangladesh," ujar Retno di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (13/9).
Pemberian bantuan di lapangan, lanjutnya, juga akan dikawal dan dibantu oleh organisasi kemanusiaan serta pemerintah Myanmar. Pelepasan bantuan kemanusiaan ini dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini.
Bantuan kemanusian yang diberikan dalam tahap pertama ini merupakan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh para pengungsi. Di antaranya yakni beras, makanan siap saji, kebutuhan sehari-hari, serta tangki air dan tenda. Pemerintah juga mengirimkan bantuan yang dibutuhkan seperti pakaian anak dan selimut.
Bantuan yang dikirimkan ini tak hanya berasal dari pemerintah, namun juga sumbangsih dari masyarakat dan berbagai organisasi masyarakat yang ada. Sementara itu, terkait daftar bantuan yang akan dikirimkan untuk pengungsi Rohingya di Myanmar, Menlu mengatakan telah berkomunikasi dengan Menlu Myanmar. Retno mengatakan, saat ini total jumlah pengungsi Rohingya yang terdata mencapai sekitar 500 ribu.
"Begitu kita menerima list tersebut maka kita akan segera kirim. Kita bisa perkirakan barang-barang yang paling diperlukan dan sambil jalan kita persiapkan juga untuk Myanmar," jelas dia.
Dalam pelepasan bantuan ini, Presiden turut didampingi oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala BNPB Willem Rampangilei.