Selasa 12 Sep 2017 23:35 WIB

Wisman Cina Diperkirakan Dominasi Kunjungan ke NTT

Wisatawan Cina (Ilustrasi)
Foto: Google
Wisatawan Cina (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG — Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu mengatakan tahun ini wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok diperkirakan mendominasi jumlah kunjungan ke berbagai destinasi wisata. Perkiraan ini didasarkan pada sejumlah rencana dan program yang telah dilakukan negara itu dengan Indonesia.

“Berupa kerja sama pembangunan fisik proyek maupun kunjungan yang tidak dijadwalkan (sifatnya tentatif), termasuk diantaranya ke Nusa Tenggara Timur,” katanya di Kupang, Selasa (12/9).

Ia menyebut beberapa investor dari Tiongkok pada pekan kemarin mengunjungi Pulau Kera di Kabupaten Kupang. Kunjungan untuk melihat dari dekat kondisi wilayah yang akan dijadikan lokasi investasi mencapai Rp 150 miliar untuk membangun Pitoby Raya Resort di Pulau yang dikenal dengan nama Pulau Kera.

Demikian pula, katanya, tengah menyiapkan paket-paket program untuk menawarkan proyek seperti pembangunan pelabuhan Marina kepada pengusaha asal Republik Rakyat Tiongkok yang hadir dalam Forum Investasi di Kupang. "Apabila rancangan ini terealisasi, maka perkiraan kita bahwa dominasi wisatawan manca negara asal Tiongkok bakal mendominasi arus kunjungan ke daerah ini pada 2017 bakal terwujud," katanya.

 

Bukan hanya itu, untuk mendatangkan lagi wisatawan mancanegara ke daerah, seperti Wisman Australia, Malaysia, Singapura dan Jepang, pihak dinas mendukung Kementerian Pariwisata yang menargetkan 15 juta wisman pada 2017 dan 20 juta wisman pada 2019. "Sebuah target yang tidak kecil, tetapi untuk mewujudkan target itu maka sinergitas yang telah dibangun di tingkat kementerian di Jakarta, harus ditindaklanjuti di daerah oleh Satuan Kerja Perangkat Dinas seperti Kementerian Perhubungan yang berkaitan dengan perusahaan penerbangan yang menyangkut masalah wisata ini nantinya jangan dipersulit," katanya.

Dia mencontohkan, soal aksesibilitas, dukungan dari Kemenhub, Kementerian BUMN dan seluruh kekuatan badan usahanya, Angkasa Pura I dan II, Air Navigation, Airlines, Pelindo, dan semua pihak yang terkait dalam regulasi akses. Lalu, Kementerian PUPR yang membuka akses ke destinasi pariwisata, memperbaiki fasilitas dasar, seperti jalan, air, listrik, telekomunikasi, dan lainnya. Kemenkumham, soal regulasi Bebas Visa Kunjungan, dan semoga juga ada perbaikan atas keluhan yang masih terdengar di imigrasi.

Kementerian LHK juga terus mendukung destinasi wisata alam yang terkait dengan kawasan hutan, Taman Nasional, baik di darat maupun di laut. Termasuk dalam membangun KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Pariwisata. Badan Koordinasi Penananaman Modal (BKPM) juga memberi dukungan penuh dalam hal investasi sektor pariwisata yang semakin seksi.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, juga sudah commited untuk bersama-sama membangun Desa Wisata dan Homestay. Sinergi BUMN juga mensupport dan sudah action di lapangan. Bekraf juga membantu dasi sisi kreatifnya, sebagai incubator pada industri.

Di sisi lain, dia mengatakn, wisman yang berkunjung ke Indonesia melalui Pos Lintas Batas (PLB) periode Mei 2017 mencapai 156,05 ribu kunjungan. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 722,38 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

"Dari 1,16 juta wisman yang datang ke Indonesia selama Mei 2017, Wisman asal Tionghoa menjadi yang tertinggi mencapai 13,19 persen, disusul Singapura 9,83 persen, Malaysia 9,62 persen, Australia 7,91 persen, dan India 4,19 persen," kata dia.

Dalam konteks daerah, hingga Juni 2017 jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai objek wisata di Nusa Tenggara terbanyak adalah wisatawan nusantara ketimbang wisatawan mancanegara atau wisman. "Total jumlah wisatawan mencapai 23.052 orang dengan rincian 21.241 orang tamu nusantara dan 1.811 orang tamu mancanegara," katanya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement