REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Masalah kesulitan air bersih pada musim kemarau, tidak hanya terjadi di wilayah dataran rendah. Wilayah Kabupaten Purbalingga yang seluruhnya merupakan wilayah dataran tinggi, juga sudah ada beberapa desa yang warganya kesulitan air besih.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Purbalingga Satya Giri Podo melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Muhsoni, menyebutkan, keenam desa yang sudah mengalami kesulitan air bersih berada di lima wilayah kecamatan. Masing-masing di Kecamatan Karangmoncol, Kecamatan Kejobong, Kecamatan Pengadegan, Kecamatan Bobotsari dan Kecamatan Rembang.
Untuk desa-desa yang mengalami kesulitan air bersih tersebut, kita sudah secara rutin melakukan dropping air bersih," katanya, Selasa (12/9).
Dia menyebutkan, dari data yang ada di BPBD Purbalingga, sebenarnya ada sekitar 65 desa di 12 kecamatan yang pernah mengalami kesulitan air bersih. Data tersebut diperoleh berdasarkan data pada 2015, dimana pada saat itu terjadi kemarau panjang. "Mudah-mudahan tahun ini kamarau tidak berlangsung terlalu lama, sehingga desa yang mengalami kesulitan air tidak terus bertambah," katanya.
Terkait bencana kekeringan tersebut, Bupati Purbalingga Tasdi, menyatakan, bahwa bencana kekeringan tidak hanya menjadi tanggung jawab BPBD saja. Lembaga OPD yang lain, juga diminta untuk ikut peduli.
Untuk itu, Bupati menginstruksikan pada seluruh kepala OPD untuk tanggap dengan bencana kekeringan. "Seluruh OPD, baik dari tingkat desa, kecamatan sampai kabupaten, harus merespon wilayah-wilayah mana yang terjadi kesulitan air agar bisa segera dilakukan dropping," tegasnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Tri Gunawan Setyadi, menyebutkan bahwa instruksi Bupati ini dikeluarkan agar bisa dilakukan respon yang lebih cepat agar masyarakat tidak terlalu lama mengalami kesulitan air. "Jangan sampai masyarakat yang kekurangan air, terlalu lama menunggu pasokan air," katanya.