REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 2.113 mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Jawa Timur, menyerukan pesan damai dengan membentuk mosaik simbol-simbol agama dan tulisan 'Damai itu Indah' lewat kertas dalam kegiatan orientasi pendidikan (ordik) di kampus setempat.
Hal itu untuk merespons kondisi terkini tentang mulai maraknya aksi kekerasan yang sering mengatasnamakan agama. Pesan perdamaian itu disampaikan kepada dunia agar tidak ada lagi kekerasan yang mengatasnamakan apapun.
Wakil Rektor I UM Surabaya Abdul Aziz Alimul Hidayat mengatakan, belakangan ini Bangsa Indonesia di ambang konflik agama serta suku.
"Sebagai kampus yang berafiliasi dengan Agama Islam, kami ingin menunjukkan bahwa kampus UMSurabaya toleran dengan keberagaman. Semua punya hak sama dalam memperoleh pendidikan. Tidak pandang suku, agama maupun lainnya," katanya, Senin (11/9).
Azis menjelaskan sikap toleransi itu bukan hanya sebuah omong kosong. Melalui penerimaan mahasiswa baru, UM Surabaya tidak hanya menerima mahasiswa baru dari kalangan Muhammadiyah.
"Yang paling penting mereka kenal Muhammadiyah dan kita bisa bersinergi. Tidak membeda-bedakan," ujarnya.
Ia mengungkapkan, orentasi pendidikan (ordik) juga diikuti oleh 20 mahasiswa asing dari negara Thailand. Mereka adalah penerima beasiswa pendidikan penuh hasil kerja sama PP Muhammadiyah dengan 'Southern Border Province Administrative Center' dan 'Muslim Education Development Association of Thailand'.
Dengan begitu, lanjut dia, kontribusi UM Surabaya bukan hanya untuk bangsa sendiri, melainkan juga negara lain. "20 mahasiswa Thailand itu terima beasiswa penuh. Selama kuliah bebas bayar SPP. Tapi biaya hidup dan tempat tinggal dibiayai negara asalnya," kata Azis.
Sebanyak 20 mahasiswa Thailand itu kuliah di sejumlah prodi, antara lain, perbankan syariah, manajemen, pendidikan Islam, serta pendidikan bahasa Indonesia.
"Akan kami kenalkan nilai-nilai budaya Indonesia kepada mahasiswa asing itu. Supaya mereka paham bahwa kita bangsa yang toleran," ujarnya.