REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen Nurhayati Ali Assegaf berharap Pemerintah Republik Indonesia bisa membuka kembali Pulau Galang untuk pengungsi Rohingya. Menurut dia, Indonesia bisa kembali membuka pulau itu seperti yang dilakukan saat menampung pengungsi dari Vietnam.
"Saya kira Indonesia juga, dulu kita membuka satu Pulau Galang khusus untuk menerima pengungsi dari Vietnam," ujar Nurhayati saat ditemui Republika.co.id selepas menerima delegasi dari UNHCR di Gedung Nusantara III, Selasa (12/9).
Nurhayati mengatakan, saat ini ada sekitar 700 pengungsi Rohingya di Indonesia. Sebagai negara yang diakui dunia, negara demokrasi terbesar di dunia dengan mayoritas penduduknya Muslim, Indonesia seharusnya bisa segera memberikan ruang untuk pengungsi dari aksi persekusi Pemerintah Myanmar atas etnis Rohingya.
Berdasarkan keterangan terbaru yang didapat dari UNHCR, Nurhayati menjelaskan, saat ini terdapat 300 ribu pengungsi Rohingya yang berada di Bangladesh. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang besar dan mayoritas pengungsi adalah perempuan, anak, dan orang-orang tua.
Nurhayati mengatakan, aksi persekusi yang dilakukan oleh Pemerintahan Myanmar bukan merupakan masalah politik, terlebih menggiring isu pada masalah perang melawan terorisme. Kejahatan yang dilakukan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. "Jadi ini sudah harus dihentikan," jelas dia.
Oleh karena itu, Nurhayati kembali menegaskan agar Pemerintah Indonesia bisa bertindak cepat membuka Pulau Galang atau pulau lainnya untuk menjadi tempat pengungsian orang-orang Rohingya.