Selasa 12 Sep 2017 09:10 WIB

Gubernur Aceh Dukung Harga Daging Meugang Mahal

 Warga membeli daging pada hari tradisi meugang pertama (meugang kecil) di pusat pasar daging Impres Lhokseumawe, Aceh (ilustrasi)
Warga membeli daging pada hari tradisi meugang pertama (meugang kecil) di pusat pasar daging Impres Lhokseumawe, Aceh (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BLANGPIDIE -- Kepala Dinas Peternakan Provinsi Aceh, Zulyazaini Yahya mengemukakan, Gubernur Irwandi Yusuf sangat mendukung harga daging sapi dan kerbau dijual dengan harga mahal pada saat meugang (hari potong). Asalkan keutungannya dinikmati petani.

"Kata beliau (Gubernur Aceh), biar saja harga daging mahal. Kapan lagi masyarakat dapat uang banyak. Tapi ada cacatan yang beliau sampaikan itu, apakah keuntungan itu untuk masyarakat petani atau mogee (pedagang). Ini yang jadi persoalan," katanya di Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya, Senin (11/9).

Kadis Peternakan Aceh Zulyazaini Yahya berada di Abdya dalam rangka untuk menyaksikan langsung program inseminasi buatan (IB) upaya khusus (Upsus) Sapi Indukan Wajib Bunting (Siswab) dan pelaksanaan vaksinasi Septicaemia Epizootica (SE) pada ternak sapi masyarakat daerah itu. Acara pelaksanaan IB yang dihadiri oleh Staf Ahli Bidang Lingkungan Kementerian Pertanian, Mukti Sardjono, Bupati Abdya Akmal Ibrahim, Dandim 0110/Abdya Letkol Inf Puji Hartono, Kadistan Abdya, Muslim Hasan dan ratusan masyarakat petani itu berlangsung di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Baru, Kecamatan Lembah Sabil.

Zulyazaini melanjutkan, kalau harga daging sapi ataupun kerbau tinggi kemudian untungnya dinikmati oleh masyarakat petani, Gubernur Aceh sangat mendukungnya. Alasannya, karena hanya dua hari dalam setahun masyarakat tani di pedesaan mendapatkan untung banyak.

"Kita tau bahwa semua komponen pertanian pada saat panen raya harganya jatuh. Padi, bawang merah dan lain-lainnya, dan itu menjadi persoalan besar di tingkat nasional. Jadi, kita amat berbangga kalau ada komoditas peternakan, yang pertama daging, harganya tinggi tetapi yang menikmati petani," ujarnya.

Terpenting, lanjut dia, bagaimana masyarakat Aceh yang bermukim di seluruh kabupaten/kota untuk terus menjaga dan meningkatkan populasi hewan ternak tersebut. Sehingga ketika memasuki hari meugang Ramadhan ataupun meugang lebaran, stok ternak kerbau dan sapi potong mencukupi.

"Yang penting sekarang barangnya ada pada saat hari-hari besar Islam. Di daerah kita ini tidak berlaku hukum ekonomi pada hari meugang. Yang berlaku hanyalah hukum sosiologi, apalagi di wilayah barat selatan Aceh ini saya dapat informasi hari meugang-nya cuma satu hari," ujarnya.

Ia mengaku yakin, Kabupaten Abdya akan menjadi lumbung ternak di Provinsi Aceh dimasa akan datang, sebab selain memiliki potensi pengembangan sapi yang sangat bagus. Negeri berjulukan Breuh Sigupai itu juga terkenal kejayaannya di sektor pertanian tanaman padi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement