Senin 11 Sep 2017 18:51 WIB

Lagi, Tukang Ojek Razia Ojek Daring di Lampung

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Bentrok Ojek Online dan Ojek Konvensional
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi Bentrok Ojek Online dan Ojek Konvensional

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Sejumlah tukang ojek konvesional yang tergabung dalam Persatuan Ojek Kota Bandar Lampung (Pokbal) kembali lagi melakukan razia terhadap atribut ojek daring (online) yang melintas di jalan-jalan, Senin (11/9). Pengambilan atribut ojek daring tersebut akan diserahkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung agar bertindak serius.

Para tukang ojek berseragam Pokbal menggelar aksi penyisiran terhadap pengojek yang menggunakan atribut ojek aplikasi yang melintas. Mereka tak segan-segan menyetop tukang ojek daring yang melintas untuk menyita helm, jaket, atau apa saja yang berkenaan dengan ojek aplikasi tersebut tersebut.

Indra, salah seorang anggota Pokbal mengatakan, aksi tersebut untuk meminta keseriusan Pemkot Bandar Lampung dalam menata ojek daring, karena mereka belum memiliki izin operasional. “Kami minta pemkot serius, karena masalah ini sudah lama,” katanya.

Atribut ojek daring yang berhasil disita akan dibuatkan berita acaranya untuk diserahkan kepada Pemkot Bandar Lampung sebagai bukti di lapangan bahwa Pemkot tidak serius menangani masalah ojek konvesional dengan ojek daring. Padahal, beberapa waktu lalu, telah terjadi kesepakatan bersama, namun masing-masing pihak tidak melaksanakannya.

Aksi tukang ojek Pokbal tersebut mendapat tanggapan berbeda dari beberapa masyarakat. Menurut Ikbal, warga Tanjungkarang, keberadaan ojek daring motor atau mobil sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ingin aktivitasnya lancar sehari-hari.

“Sekarang mencari transportasi umum yang sesuai dengan kemauan warga susah. Nah, kalau ada transportasi umum namun mudah, kenapa harus ditutup,” ujarnya.

Ia mengatakan ketidaksenangan terhadap transportasi berbasis aplikasi tersebut hanya segelintir saja dibandingkan dengan warga yang menyetujui transportasi tersebut dikembangkan di Lampung.

Sedangkan Heni, warga Rajabasa, mengaku terbantu dengan ojek daring untuk menunjang aktivitasnya sebagai pengajar. Dengan ojek daring, ia bisa mempersingkat waktu di perjalanan karena dapat dijemput dan diantar hingga tujuan, dengan biaya yang murah dan terjangkau. “Ojek online, murah, nyaman dan aman,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement