REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pulau Dewata tak ketinggalan mengampanyekan Hari Sepsis Dunia 2017 bulan ini. Sepsis atau septikemia adalah infeksi berat oleh bakteri dalam darah yang jika tak ditangani dengan baik bisa menyebabkan kematian.
Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta mengatakan Bali menjadi salah satu barometer pariwisata Indonesia karena tingkat kunjungan wisatawannya terbilang tinggi. Pengembangan penyakit ini perlu diantisipasi mengingat bidang kesehatan merupakan hal kritis di dunia pariwisata. "Penyakit mematikan ini bisa dicegah dengan hidup sehat, berperilaku positif, dan bijak mengonsumsi obat-obatan," kata Sudikerta, Senin (11/9).
Seseorang yang tidak disiplin mengonsumsi antibiotik misalnya berpeluang terkena penyakit ini. Sudikerta mengatakan kampanye ini secara kontinyu dilakukan sebagai ajang sosialisasi kepada masyarakat.
Pemerintah Provinsi Bali terus meningkatkan pelayanan kesehatan dair sisi kualitas dan kuantitas. Usaha yang dilakukan pemerintah, kata politisi Partai Golkar itu hendaknya diimbangi dengan perilaku hidup sehat masyarakat.
Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan di Kementerian Kesehatan, Tri Hesti mengatakan sepsis kini sudah menjadi problem kesehatan dunia yang berisiko tinggi pada kematian. Lebih dari sepertiga pasien sepsis meninggal dunia karena infeksi berat.
"Walaupun pemrintah sekarang gencar mengampanyekan pencegahan, seperti vaksinasi dan penggunaan antibiotik secara bijak, faktanya jumlah pasien sepsis dari tahun ke tahun tidak berkurang," katanya.
Biaya untuk pengobatan dan perawatan sepsis terbilang mahal. Masyarakat bisa mendeteksi dini dengan cara mendatangi pusat pelayanan kesehatan terdekat, rajin mencuci tangan, dan bijak mengonsumsi antibiotik.