Senin 11 Sep 2017 05:50 WIB

Fadli Zon: Konflik Rohingya Bukan Sekadar Masalah Agama

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan, banyaknya bantuan yang diberikan oleh masyarakat Indonesia menunjukkan kepedulian Indonesia terhadap apa yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar. Namun, ia berharap Indonesia dapat mengambil langkah-langkah yang lebih nyata lagi untuk mengatasi masalah di sana.

"Saya kira, banyak bantuan dari masjid-masjid maupun dari individu-individu itu menunjukkan, kita peduli dengan apa yang terjadi di Rohingya," ungkap Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon usai menghadiri kegiatan Puisi untuk Rohingya di Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (10/9).

Menurut Fadli, apa yang terjadi pada etnis Rohingya di sana bukan sekadar masalah agama. Meskipun memang, lanjut dia, agama tidak bisa dipisahkan dari identitas etnis Rohingya itu sendiri.

Sebagai negara yang dianggap sebagai senior di ASEAN, Fadli mengatakan, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah yang lebih nyata daripada negara-negara lainnya. Menurut dia, Indonesia bisa lebih daripada apa yang sudah dilakukan saat ini.

"Kita juga sebagai negara yang dianggap senior di ASEAN, tentu perlu mengambil langkah-langkah yang lebih nyata dan kuat ketimbang negara-negara lainnya. Saya menilai, kita bisa lebih dari ini. Kita ingin lebih dari itu (pertemuan)," tambah dia.

Terkait aksi-aksi yang belakangan ini dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk Rohingya, Fadli menganggap hal tersebut bagus. Aksi-aksi tersebut, menurut dia, merupakan aksi yang murni. Aksi yang lahir dari bawah.

"Aksi-aksi ini penting supaya didengar oleh dunia karena (memang) terjadi di seluruh dunia. Di Rusia dan negara-negara eropa saja begitu besar. Saya kira wajar apabila ada aksi besar di sini," terang dia.

Sebaliknya, justru ia mengkritisi pihak-pihak yang melarang diadakannya aksi-aksi tersebut. Pelarangan tersebut, kata dia, malah akan menimbulkan antipati masyarakat Indonesia. Dalih yang mengatakan aksi ini karena aksi-reaksi ia anggap tak relevan.

"Masyarakat Indonesia, saya kira, (melakukan aksi) bukan hanya yang terjadi di Rohingya, bahkan di Palestina dan dulu di Bosnia juga seperti ini. Gelombang aksi dukungan itu datang murni," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement