Ahad 10 Sep 2017 22:15 WIB

DD: Ini Cara Mudah Bagi Masyarakat Pahami Persoalan Rohingya

Rep: Fuji Eka/ Red: Maman Sudiaman
  Penyair Taufik Ismail membacakan puisi pada malam Puisi Untuk Rohingya yang digagas oleh AKUR di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta, Ahad (10/9) malam.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Penyair Taufik Ismail membacakan puisi pada malam Puisi Untuk Rohingya yang digagas oleh AKUR di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta, Ahad (10/9) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah lembaga kemanusiaan yang tergabung dalam Aliansi Kemanusiaan untuk Rohingya (AKUR) mengelar acara Puisi Cinta untuk Rohingya di Aula Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah pada Ahad (10/9) malam. Berbagai perwakilan lembaga kemanusiaan hadir dalam acara tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap etnis Rohingya yang sedang tertindas. 

Direktur Mobilisasi Zakat Infak Sedekah (ZIS) Dompet Dhuafa (DD), Bambang Suherman mengatakan, Dompet Dhuafa sangat mendukung kegiatan AKUR. Puisi Cinta untuk Rohingya merupakan salah satu bentuk tanggapan masyarakat Indonesia terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi di Myanmar.

"Dompet Dhuafa sangat mengapresiasi ide Republika untuk menggabungkan lembaga-lembaga kemanusiaan dan jaringan masyarakat dalam acara ini," kata Bambang kepada Republika, Ahad (9/10).

Ia menerangkan, AKUR memilih model kegiatan yang sangat baik, yaitu seni, doa, dan puisi. Sudah sejak dulu seni, doa dan puisi digunakan sebagai media untuk menyampaikan ekspresi masyarakat terhadap sebuah keadaan. Dengan acara AKUR yang sangat simbolik dan monumental ini, permasalahan yang menimpa etnis Rohingya diharapkan akan lebih mudah dipahami oleh masyarakat secara umum.

Ia menjelaskan, di Myanmar terjadi tragedi kemanusiaan atas nama agama, kesenjangan dan hak hidup. Masalah yang paling utama adalah masalah pengakuan terhadap status kewarganegaraan etnis Rohingya. Kewarganegaraan mereka tidak diakui oleh Pemerintah Myanmar.

"Jadi ini benar-benar problem kemanusiaan yang utama, Dompet Dhuafa sangat mengapresiasi acara AKUR, Dompet Dhuafa Insya Allah terlibat sejak awal dalam membangun aliansi dan Insya Allah dalam even-even selanjutnya setelah hari ini," ujarnya.

Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi menyampaikan, acara Puisi Cinta untuk Rohingya digelar sebagai bentuk protes atas kebrutalan Pemerintah Myanmar. Pembacaan puisi dalam acara Puisi Cinta untuk Rohingya diharapkan akan mampu menyentuh perasaan orang-orang yang mendengarnya.

Diharapkan juga Puisi Cinta untuk Rohingya dapat membuat solidaritas semakin erat dan kuat. Sehingga imbasnya sampai ke Pemerintah Myanmar agar melunak mendengarkan untaian kata demi kata dalam puisi. "Melalui cara yang lembut dan menyentuh, kami ingin menyampaikan sikap kami dengan cara yang lebih lembut," ujarnya.

Irfan juga mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk memberikan bantuan kepada etnis Rohingya yang sedang membutuhkan uluran tangan. Masyarakat bisa memberikan bantuan lewat lembaga kemanusiaan apa saja karena semuanya telah bekerja sama. "Masyarakat Indonesia ikut memberikan bantuan, terserah lewat mana saja, karena kami bekerja sama dengan banyak lembaga kemanusiaan dan bisa ditransfer," jelasnya.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement