Ahad 10 Sep 2017 19:35 WIB

JK Tawarkan KTT OKI Kerja Sama Selesaikan Konflik Rohingya

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Wapres Jusuf Kalla (kiri) berbincang dengan PM Kazakhstan Bakytzhan Sagintayev (ketiga kiri) saat mengadakan pertemuan di Astana, Kazakhstan, Sabtu (9/9). Tampak hadir pula Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani (kedua kanan), Menristek Dikti Mohamad Nasir (kanan)  Pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama bilateral Indonesia-Kazakhstan.
Foto: ANTARA/Humas Kemenko PMK
Wapres Jusuf Kalla (kiri) berbincang dengan PM Kazakhstan Bakytzhan Sagintayev (ketiga kiri) saat mengadakan pertemuan di Astana, Kazakhstan, Sabtu (9/9). Tampak hadir pula Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani (kedua kanan), Menristek Dikti Mohamad Nasir (kanan) Pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama bilateral Indonesia-Kazakhstan.

REPUBLIKA.CO.ID,ASTANA -- Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengatakan salah satu poin yang diusung pada pertemuan tingkat tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) adalah dukungan untuk warga Rohingya. Kalla mengatakan pihaknya sudah menawarkan kepada beberapa delegasi secara informal untuk bisa bersama sama melakukan penyelesaian dan rekonsiliasi kasus tersebut.

"Kita memang menawarkan itu, meskipun ada rencana memang sulit dilaksanakan," ujar Kalla saat ditemui di Palace of Independen, Kazakhstan, Ahad (10/9).

Kalla mengatakan Indonesia dalam kasus penyelesaian Rohingya memang lebih unggul. Hal itu karena Indonesia mempunyai hubungan baik dengan pemerintah Myanmar sehingga sampai saat ini komunikasi masih tetap terjalin, dan hanya Indonesia yang bisa diterima langsung oleh Aung San Suu Kyi terkait pembicaraan tentang Rohingya.

"Indonesia sebenarnya sudah melakukan apa yang negara lain tidak bisa melakukannya. Karena negara lain sulit masuk ke situ. Indonesia yang setiap saat bisa berkomunikasi dengan mereka," ujar Kalla.

Pada saat Konferensi berlangsung pun, gaung untuk bersama-sama menyelesaikan kasus yang terjadi di Rohingya sempat dikemukakan oleh negara seperti Turki, Bangladesh, Brunei ,dan Pakistan. Kalla mengatakan, beberapa delegasi negara juga secara informal berbicara kepada Kalla untuk bisa bekerjasama untuk melakukan penyelesaian kasus Rohingya. "OIC ini malah berharap mengajak bekerjasama dengan Indonesia untuk bisa bersama menyelesaikan kasus di Rohingya. Saya bilang, nanti bisa kita bicarakan programnya dengan Sekjend OKI," ujar Kalla.

Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev menyerukan pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam untuk semua negara anggota OKI bisa melakukan dukungan terhadap warga Rohingya di Myanmar. Nazar mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan komunikasi kepada PBB agar bisa mendorong penyelesaian kasus di Rakhine tersebut bisa segera dilakukan.

Nazar menjelaskan, pihaknya mengatakan keprihatinan yang sebesar besarnya atas apa yang terjadi pada warga Rohingya. Ia berharap negara negara islam bisa bersama sama untuk bisa memberikan dukungan terhadap kasus tersebut. Menurutnya, sebagai negara islam maka segala bentuk tindakan penindasan terhadap kaum muslim harus bisa dihentikan.

"Kami sangat konsen terhadap kasus yang menimpa warga Rohingya. Kami berharap kita semua bisa melakukan dukungan dan terus melakukan dialog bersama untuk bisa mendorong adanya penyelesaian kasus di Rohingya," ujar Nazar pada saat sambutannya di Independen Palace, Kazakhstan, Ahad (10/9).

Presiden Turki, Endorgan juga menyatakan dukungannya atas penyelesaian kasus Rohingya. Ia mengatakan, apa yang terjadi di Rohingya merupakan keprihatinan bersama sehingga pihak mengutuk keras atas apa yang terjadi terhadap warga Rohingya. "Kita sebagai negara negara islam tentu harus melakukan dukungan kepada Rohingya. Kekerasan dan tragedi yang terjadi disana harus dihentikan," ujar Endorgan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement