REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ada saja cara pengenalan ragam kesenian musik angklung. Kelompok sanggar seni Asta Mekar memilih mendatangi satu per satu sekolah atau school to school agar minat siswa terhadap angklung meningkat. Guna meningkatkan kecintaan pada seni angklung, Asta Mekar tak memungut biaya sepeserpun.
Ketua sanggar sekaligus pengajar, Gifar Herdiansyah mengatakan niatnya safari mengelilingi sekolah lantaran ingin memperkenalkan musik angklung ke sekolah-sekolah. Meski saat ini baru merambah Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia berencana memperluas hingga ke tingkat sekolah dasar (SD).
"Kami ingin memajukan angklung di Tasik, angklung itu enggak cuma punya Bandung saja. Tiap tahun di Bandung ada lomba angklung, ingin di Tasik juga seperti itu," katanya usai mengajar di SMPN 1 Kota Tasik, beberapa waktu lalu.
Secara khusus, ia baru menarget pelatihan pada SMP yang mempunyai perangkat angklung tetapi tak mempunyai pengajarnya saat ini. Tak hanya itu, ia juga mencari SMP yang terbuka terhadap pelatihan angklung yang hendak dilakukannya. Sebab, tak semua sekolah merespon positif niat baiknya. Sehingga baru SMPN 1,2,4 dan 5 Kota Tasik saja yang menerimanya. Program pelatihannya satu kali dalam sepekan selama dua jam.
"Dari semua sekolah itu minimal ada sepuluh siswa yang kami ajarkan, mayoritas memang perempuan. Kalau di SMPN 1 ini ada 50 yang ikut," ujarnya.
Guna meningkatkan kecintaan anak pada angklung, ia menyampaikan berbagai filosofi di balik musik angklung. Musik angklung, kata dia mengajarkan kerjasama tim karena angklung tak bisa dimainkan sendiri. Selain itu, jenis musik yang dimainkan pun beragam dari mulai musik daerah hingga lagu pop.
"Penerus pemain angklung ini kurang, kami ajarkan kalau angklung bukan alat musik egois karena harus dimainkan bersama. Metodenya dengan cara menyenangkan mainkan lagu pop juga," ucapnya.
Salah seorang murid asal SMPN 1 Kota Tasik, Nana menyambut baik pelatihan angklung. Selama ini, perempuan yang terdaftar sebagai anggota klub musik itu memang ingin belajar angklung tetapi tak mempunyai guru. Sehingga dengan kehadiran sanggar Asta Mekar, dirinya merasa terbantu.
"Alhamdulilah dari dulu memang mau belajar angklung tapi belum ada yang bisa ajarkan, sekarang sudah bisa mainkan angklungnya," sebutnya.