Ahad 10 Sep 2017 19:34 WIB

BPBD Mulai Salurkan Bantuan Air Bersih Akibat Kekeringan

Rep: RIZKY SURYARANDIKA/ Red: Winda Destiana Putri
Air bersih
Foto: Pixabay
Air bersih

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mulai mendata daerah yang mengalami kekeringan dan membutuhkan air bersih. Setidaknya terdapat empat Kecamatan yang sudah melaporkan kekurangan air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD Kab Tasikmalaya, EZ Alfian mengatakan empat Kecamatan yang melaporkan kebutuhan air bersih yaitu Tanjungjaya, Mangunreja, Panca tengah dan Manonjaya. Pengiriman air bersih pun tak hanya menyasar masyarakat umum saja, melainkan juga ke ke Pondok Pesantren (Ponpes). Atas dasar itulah, BPBD sudah mulai mendistribusikan air bersih ke ponpes sejak awal pekan kemarin di Kecamatan Manonjaya.

"Pengiriman air bersih di Kab Tasikmalaya sudah memasuki musim kemarau yang berdampak kekeringan, beberapa daerah sudah perlu  bantuan. Diawali pasokan ke Ponpes karena jumlah santri banyak jadi anak-anak kewalahan peroleh air bersih,"katanya pada wartawan.

Kasus kekeringan di masing-masing Kecamatan, sambugnya, tak terjadi secara menyeluruh. Tetapi parsial di desa-desa tertentu saja. Nantinya proses pengajuan permintaan air bersih disampaikan ke BPBD lewat kantor Kecamatan.

"Sudah ada beberapa daerah, di Tanjungjaya ada kirim segera ada 4 dusun mendesak kebutuhannya. Jumlah kebutuhan di kampung tertentu saja, satu kecamatan tidak merata kekeringannya," ujarnya.

Guna mencukupi kebutuhan pasokan air bersih, BPBD bekerjasama dengan PDAM setempat.

"Kami minta lewat Camat lapor ke kami, kami siapkan armada kerjasama dengan PDAM supaya pasok air bersih ambil di (kecamatan) Cisayong, armada dari PDAM. secara bertahap kami lakukan," ucapnya.

Sementara itu, Camat Tanjungjaya Iyan Sukmana menilai Kecamatan Tanjungjaya sudah termasuk darurat bencana kekeringan. Sebab semua desa (tujuh desa) di kecamatan ini secara merata mengalami krisis air bersih. Ia menjelaskan lahan yang terdampak kekeringan mencapai 87 hektare. Adapun penduduk yang terdampak mencapai 18.200 dari 42.225 jiwa.

"Kondisi seperti ini sudah sangat rawan. Harus segera ada tindakkan stimulan untuk meringankan beban warga dalam mencari air bersih," tuturnya.

Bahkan tak hanya rumah dan lahan milik warga yang terdampak kekeringan. Kantor kecamatan dan puskesmas ikut terkena imbas. "Di kecamatan, kami harus mengambil air ke sumber mata air yang cukup jauh untuk memenuhi kebutuhan para pegawai," keluhnya.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement