Ahad 10 Sep 2017 16:23 WIB

Mendes Kaji Model BUMR Pangan di Sukabumi Diterapkan ke Daerah Lain

Rep: Riga Nurul/ Red: Winda Destiana Putri
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putra Sandjojo mengunjungi lokasi Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) Pangan di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi Ahad (10/9).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putra Sandjojo mengunjungi lokasi Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) Pangan di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi Ahad (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengunjungi lokasi pabrik Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) Pangan Terhubung di Kabupaten Sukabumi, Ahad (10/9). Rencananya, konsep produksi beras akan dikaji dan akan dikembangkan di daerah lain di Indonesia.

Kedatangan Mendes ini didampingi oleh Wakul Bupati Sukabumi Adjo Sardjono. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga melakukan kunjungan ke BUMR Pangan di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi pada 1 September 2017 lalu.

"Pemiliknya pak Luwarso awalnya pedagang nasi goreng banyak membutuhkan beras," ujar Eko Putro Sandjojo kepada wartawan di sela-sela kunjungan ke BUMR Pangan. Lama kelamaan lanjut dia sosok tersebut menjadi pedagang beras dan akhirnya dengan kepedulian membuka rice mill atau penggilingan padi dengan mengikutsertakan petani dan koperasi.

Menurut Eko, Kemendes tengah mempelajar model pengembangan BUMR Pangan. Bila model dinilai cocok lanjut dia makan akan dikembangkan ke daerah lain untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat di samping badan suaha milik desa (Bumdes) dan koperasi yang ada.

Dari pantaunnnya ungkap Eko, produk yang dihasilkan dari BUMR Pangan ini bagus sekali. Di mana lanjut dia modelnya dilakukan secara digital dan semua produknya trashable.

Selain itu kata dia produk berasnya dikemas dengan divakum sehingga bisa di ekspor. Produk dari BUMR Pangan ini pun kata dia bisa melibatkan ecommerce.

Ditambahkan Eko, dengan model ini petani menanam padi dengan tenang karena jelas pasarnya. "Tidak mungkin petani nanam waktu panen harga jatuh karena barangnya premium," cetus dia. Ia menerangkan karana ada pasar maka bank tidak takut memberi kredit ke petani karena risikonya kecil.

Oleh karena itu ujar Eko, Kemendes menantang ke bupati dan wabup untuk menentukan fokus dalam pengembangannnya. Nantinya lanjut dia pemerintah melalui pogram unggulan desa (prukades) akan akan memberikan insentif erupa bibit, pupuk dan sarana pascapanen sesuai yang ada di BUMR Pangan.

Penanggungjawab atau Ketua PT BUMR Pangan, Luwarso menerangkan, keunggulan BUMR Pangan terutama pada budidaya ekologis yang mempertimbangkan faktor lingkungan dan kesehatan. "Beras higienis dengan proses higienis bahkan staf tidak boleh merokok kalau ketahuan dipotong gaji," imbuh dia.

Menurut Luwarso, proses yang dilakukan BUMR diproses modern sehingga efisien. Keunggulan lainnya lanjut dia beras bisa terlacak atau jelas asal usulnya. Sehingga kata dia ketika makan warga tahu berasnya diproduksi petani mana, di prosesnya bagaimana dan tekhnologinya apa digambarkan secara terbuka.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement