Jumat 08 Sep 2017 19:20 WIB

Lima Titik Panas Terdeteksi di Mamuju

kebakaran lahan gambut (Ilustrasi)
Foto: Antara
kebakaran lahan gambut (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Kepala Kepolisian Resor Polres Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Ajun Komisaris Besar Polisi Muhammad Rifai menyatakan, terdeteksi lima hotspot atau titik panas di wilayah Kecamatan Kalumpang.

"Tetapi, titik panas itu belum bisa dipastikan sebagai lahan atau hutan yang terbakar. Bisa saja titik panas yang terdeteksi itu akibat adanya warga yang membakar sampah atau daun kering bahkan atap rumah warga juga bisa memancarkan panas yang dideteksi sebagai hotspot atau titik panas," terang Muhammad Rifai, dihubungi di Mamuju, Jumat (8/9).

Namun, ia menyatakan telah meminta Kapolsek dan Bhabinkamtibmas untuk mengecek secara langsung kelima titik panas yang terdeteksi tersebut.

"Kami sudah memberi arahan kepada personel, khususnya personel Polsek dan Bhabinkamtibmas untuk mengecek langsung. Kalau bisa, difoto atau menyampaikan titik koordinatnya sehingga jika benar itu kebakaran lahan atau hutan, dapat segera dilakukan upaya antisipasi," kata Muhammad Rifai.

Sementara, dalam upaya mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, Polres Mamuju lanjut Muhammad Rifai menggelar bimbingan teknis sistem monitoring penanggulangan karhutla.

Bimbingan teknis sistem monitoring penanggulangan karhutla dengan menggunakan teknologi informasi telepon pintar dan komputer tersebut, tambahnya, diikuti para pejabat di lingkup Polres Mamumu, Kapolsek dan seluruh Bhabinkamtibmas.

"Hari ini, kami juga mengggelar bimbingan teknis sistem monitoring penanggulangan karhutla agar setiap personel Polres Mamuju dapat mengetahui cara mendeteksi sedini mungkin dan mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan dengan menggunakan telepon pintar maupun komputer jinjing (laptop). Pada bimtek itu, personel juga dibekali teknik cara mengatasi dan menanggulangi karhutla apabila terjadi di wilayah mereka," jelas Muhammad Rifai.

Kapolres juga mengingatkan seluruh personel maupun masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.  "Jangan sampai karhutla terjadi baru kita mau bergerak. Jadi, harus dilakukan deteksi sedini mungkin untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan," tutur Muhammad Rifai.

Ia juga meminta agar personel kepolisian membangun kerja sama dengan pemerintah untuk melakukan pencegahan dan menginstruksikan bhabinkamtibmas agar mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya dan dampak besar yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan.

"Kami akan menindak tegas siapapun yang melakukan pembakaran. Kami juga sudah meminta agar setiap Polsek harus memiliki Command Center Penanggulan Karhutla agar dapat memonitor setiap perkembangan munculnya kebakaran hutan dan lahan," kata Muhammad Rifai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement