Jumat 08 Sep 2017 12:40 WIB

Umat Buddha Cianjur Kutuk Keras Tragedi Rohingya

Keluarga pengungsi Rohingya melintasi sungai kecil di perbatasan Myanmar-Bangladesh near Cox's Bazar, Bangladesh, Selasa (5/9)
Foto: Bernat Armangue/AP
Keluarga pengungsi Rohingya melintasi sungai kecil di perbatasan Myanmar-Bangladesh near Cox's Bazar, Bangladesh, Selasa (5/9)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Umat Buddha di Cianjur, Jawa Barat, mengutuk keras tindakan Buddha garis keras terhadap umat Islam dan warga di Rakhine State Myanmar karena mereka menilai hal tersebut tidak ada dalam ajaran agama Buddha. Penasihat Majelis Tri Dharma Cianjur, Suwita Gunawan pada wartawan Jumat (8/9) mengatakan, peristiwa di Rohingya melibatkan umat Buddha di sana tidak ada hubungannya dengan umat Buddha Indonesia. Karena dalam ajaran mereka tidak ada pengasingan apalagi pembunuhan.

"Kami sangat mengutuk dan mengecam tindakan yang bertentangan dengan kemanusiaan, terlebih ada biksu melakukan tindakan kekerasan seperti membunuh, maka gelar biksunya sudah hilang," katanya.

Dia menambahkan, perbuatan yang dilakukannya bisa dibilang teroris karena perilakunya tidak baik. "Dalam ajaran Buddha diingatkan untuk hidup rukun saling menghormati bangsa dan ras apa pun, Rohingya sebenarnya bukan permasalahan pertentangan agama akan, tetapi permasalahan sosial ekonomi," katanya.

Pernyataan dari perwakilan umat Buddha di Cianjur, sekaligus sebagai anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Cianjur, mengutuk dan mengecam keras segala tindakan yang menciderai nilai kemanusiaan. Dia sekaligus menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas tragedi yang terjadi di Rakhnie State Myanmar terhadap etnis Rohingya.

"Kami juga mengajak seluruh umat beragama untuk menggalang solidaritas kemanusiaan agar segala bentuk kekerasan dan atau genosida terhada etnis Rohingya di Rakhnie State Myanmar segera dihentikan," katanya.

Ketua FKUB Cianjur, Muchrodin mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan seluruh pemuka agama dan tokoh masyarakat sekaligus pimpinan ormas keagamaan di Cianjur, sebagai bentuk silaturahim guna menyikapi tragedi kemanusiaan Rohingya. "Kami mendukung usaha yang dilakukan pemerintah pusat sampai selesai. Kami meminta agar ada bantuan donasi untuk Muslim Rohingya yang ada di Myanmar. Konsultasi rutin mengumpulkan pemuka agama tokoh agama maupun ormas agama sehingga kerukunan antar umat beragama dapat terus terjalin," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement