REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Provinsi Bali mencanangkan penyerapan seribu tenaga kerja lokal lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) per tahun untuk bekerja di kapal pesiar mulai 2018. Hal ini bertujuan memutus rantai kemiskinan di Pulau Dewata.
"Kami telah mengalokasikan sejumlah anggaran untuk mengirimkan seribu tenaga kerja tersebut," kata Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, Rabu (6/9).
Pemerintah provinsi juga memprioritaskan siswa miskiin sehingga bisa mengangkat ekonomi keluarga. Pemerintah, kata Pastika akan menanggung seluruh biaya, mulai dari pembuatan paspor, tiket, juga visa.
Mantan Kapolda Bali tersebut juga meminta guru terus meningkatkan kualitas diri dan mengasah kemampuan menjadi tenaga pendidik profesional. Jika kualitas guru terangkat, kualitas pendidikan pun meningkat. Sekolah juga diminta membangun asrama yang diperuntukkan bagi para siswa dan guru yang tinggalnya cukup jauh dari sekolah.
Pastika baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke sejumlah SMK di Bali, di antaranya SMK Negeri (SMKN) 1 Busungbiu, SMKN 1 Seririt, SMKN 2 Seririt, SMKN 1 Gerokgak, SMKN 2 Singaraja, dan SMKN 1 Sukasada , Buleleng. Provinsi Bali secara resmi mengambil alih pengelolaan SMA dan SMK tahun ini.
Jurusan pendidikan di SMK juga disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasar. Lulusan SMK, kata Pastika jangan sampai menambah jumlah pengangguran. Anggaran pendidikan di APBD Provinsi Bali sudah mencapai 30 persen dari total keseluruhan APBD. Jumlah ini bahkan lebih tinggi dari aturan undang-undang, yakni 20 persen.
Arus kunjungan kapal pesiar ke Pulau Dewata terus meningkat dari tahun ke tahun. PT Pelindo III mencatat kunjungan kapal pesiar ke pelabuhan-pelabuhan di bawah kelola perusahaan, termasuk pelabuhan-pelabuhan di Bali di semester pertama tahun ini mencapai 70 kunjungan.
"Jumlah ini meningkat 34 persen dibandingkan periode sama tahun lalu," kata Vice President Corporate Communication Pelindo III, Widyaswendra.
Kapal pesiar berukuran kecil mendominasi 44 persen dari total kunjungan tersebut. Porsi ini juga lebih tinggi dibandingkan 15 persen tahun lalu. Kapal pesiar berukuran kecil semakin digemari wisatawan dengan kapasitas berkisar 251-750 penumpang. Kondisi ini berbeda dengan data tahun lalu yang menunjukkan kapal pesiar berukuran menengah mendominasi kunjungan atau sekitar 74 persen. Kapasitasnya berkisar 751-2.500 penumpang.