Selasa 05 Sep 2017 16:44 WIB

Penyelamatan Terumbu Karang Sumbar Mendesak

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Terumbu Karang (Ilustrasi)
Terumbu Karang (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Kerusakan terumbu karang di perairan Sumatra Barat ikut mengancam keelokan alam bawah laut. Sejatinya, Sumatra Barat tak kalah dalam hal destinasi wisata bahari bila dibandingkan daerah lain di Indonesia.

Destinasi itu antara lain Teluk Mandeh di Pesisir Selatan, Pulau Angso Duo di Kota Pariaman, atau Kepulauan Mentawai yang gaungnya sudah mendunia. Namun, promosi keindahan alam pesisir Sumatra Barat dan kekayaan baharinya dinilai harus dibarengi dengan upaya serius pemerintah untuk menyelamatkan terumbu karang.

Sebuah kelompok penyelam di Pariaman, Tabuik Diving Club, menengarai proses pemutihan terumbu karang atau bleaching mulai terjadi sejak 2016 lalu. Salah satu penyebabnya adalah kenaikan suhu perairan di Indonesia akibat pemanasan global dan El Nino. Sayangnya, pemutihan terumbu karang ini diperparah dengan praktik penangkapan ikan secara ilegal dengan bom.

Catatan Pemerintah Kota Pariaman, Sumatra Barat, sebanyak 50 persen terumbu karang di kawasan perairan konservasi terimbas penangkapan ikan tak ramah lingkungan dan pemutihan koral. Bahkan disebutkan hanya tersisa 10 persen luas terumbu karang yang masih sehat dan berkualitas.

Hal ini juga akui oleh Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman. Pemerintah, kata dia, menerima laporan adanya praktik penangkapan ikan yang tak ramah lingkungan seperti bom ikan. Meski hasil tangkapan dengan bom ikan akan meningkat secara drastis, namun Mukhlis menegaskan bahwa kondisinya akan berbalik setelahnya. Menurutnya, penangkapan ikan secara ilegal dengan bom hanyalah membunuh habitat ikan dan efeknya jangka panjang.

"Pas dibom memang ikan banyak yang ditangkap. Setelahnya, saat terumbu rusak dan rumah bagi ikan tidak ada, tangkapan akan merosot tajam. Kalau begini yang rugi juga nelayan," ujar Mukhlis di Pantai Gandoriah, Pariaman, Selasa (5/9).

Mukhlis menyadari perlunya sebuah langkah tegas dan sigap untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati di perairan Pariaman. Apalagi, kotanya sedang mengembangkan destinasi wisata bahari. Akhirnya, pemerintah kota dan nelayan setempat membatasi zona inti, di mana nelayan tidak boleh melakukan aktivitas penangkapan ikan apapun. Sedangkan penangkapan ikan diperbolehkan di zona pemanfaatan perikanan, di mana nelayan diperbolehkan melakukan penangkapan ikan untuk ukuran tertentu. Aturan lokal ini menjadi instrumen kuat untuk pengawasan sumberdaya ikan. "Namun pada prinsipnya, seluruh area laut Pariaman sudah masuk konservasi," katanya.

Peliknya permasalahan dan ancaman lingkungan di pesisir Sumatra Barat membuat pemerintah harus jeli menggandeng swasta. Apalagi, perbaikan terumbu karang tentunya membutuhkan biaya yang besar. Tahun ini, PT Pertamina (persero) melalui Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Minangkabau yang tergerak untuk menyumbangkan Rp 200 juta untuk pemulihan terumbu karang di Pariaman. Tak tanggung-tanggung, sumbangan Pertamina ini berkonsep reef garden atau taman terumbu karang. Terumbu karang buatan yang dibangun berbentuk jalinan besi yang ditahan oleh beton. Bila terumbu mulai tumbuh, maka terumbu karang akan membentuk terowongan dan habitat yang ideal untuk ikan.

Operation Head DPPU Minangkabau, Ridwan, menyebutkan dibuatnya taman terumbu karang merupakan bentuk kepedulian perusahaan atas upaya pelestarian ekosistem laut, khususnya wilayah pesisir yg berada di sekitar operasi Pertamina.

"Terumbu karang yang tumbuh mempunyai fungsi dan peranan penting bagi kesuburan perairan laut guna melindungi organisme biota laut. Sehingga diharapkan dapat menyelamatkan ekosistem dan habitat laut yang ada di wilayah pesisir Sumatera Barat ini," kata Ridwan.

Hal yang sama juga dilakukan Pertamina di Teluk Kabung yang masih berada di wilayah Kota Padang, Sumatra Barat. Penanaman terumbu karang buatan dilakukan di Gosong Bada, Perairan Sungai Pisang, Teluk Kabung Selatan, Kota Padang. Pemasangan terumbu karang buatan kali ini merupakan program lanjutan setelah sebelumnya dilakukan penanaman kubus terumbu karang buatan di lokasi yang sama pada 2016. Sebanyak 160 kubus terumbu karang buatan dan transplantasi karang dipasang di perairan dangkal Teluk Kabung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement