REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terkait tragedi Rohingya, Pengurus Pusat Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) menilai, sudah saatnya bangsa Indonesia membuktikan sila kedua Pancasila telah benar-benar dihayati segenap bangsa. Pembuktian itu selaras dengan munculnya krisis kemanusiaan yang terjadi di Rohingya.
Lembaga ini juga menginginkan pemerintah Indonesia untuk membekukan hubungan diplomatik sementara dengan Myanmar.
Menurut Ketua Umum IABIE, Bimo Sasongko, siapa pun warga bangsa yang mengaku sebagai Pancasilais sejati mestinya tergerak dan berbuat secara konkret. "Sila-sila dalam Pancasila yang telah dikagumi dunia sejak lama dan telah menjadi nilai universal itu saatnya dibuktikan secara nyata untuk menolong etnis Rohingya yang tertindas dan terjajah," ungkap Ketua Umum IABIE Bimo Sasongko dalam keterangan persnya, Senin (4/9).
Ia juga menyerukan, kini sudah saatnya bangsa Indonesia membuktikan diri. Membuktikan nasionalisme Indonesia sejatinya merupakan perikemanusiaan. Seperti apa yang pernah dikemukakan oleh Presiden RI pertama Soekarno dan para pendiri bangsa lainnya. "Bahwa hakekat nasionalisme Indonesia bukan mencari gebyarnya atau kilaunya negeri keluar saja, tetapi haruslah mencari selamatnya manusia di seantero dunia," ujarnya.
Sebagai negara Pancasila dan atas dasar kemanusiaan, Bimo mengatakan, pemerintah Indonesia sudah seharusnya melakukan langkah-langkah konkret yang dapat memberikan solusi konkret pula. Serta dapat dijadikan sebagai penyelesaian mendasar terhadap masalah yang dihadapi etnis Rohingya. "Sesuai dengan politik aktif luar negeri Indonesia, ikut serta dalam ketertiban dunia dan mempunyai semangat antipenjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," ujar Bimo.
Selain mengutuk keras perilaku genosida terhadap etnis Rohingya itu, IABIE juga mendesak pemerintah Indonesia untuk membekukan hubungan diplomatik sementara sampai situasi perdamaian dan kondusif terwujud di Rohingya. Pemerintah Indonesia juga disarankan untuk menyediakan sebuah pulau atau kawasan khusus untuk menampung para pengungsi Rohingya.
Best regards,
Ronggo Astungkoro
Department of Journalism 2012
Faculty of Communication
Padjadjaran University
+62 812 191 937 17
HYPERLINK "mailto:ronggoastungkoro@gmail.com" \nronggoastungkoro@gmail.com