REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jabar menargetkan 100 ribu anak putus jenjang pendidikan mengikuti Sekolah Menengah Atas Terbuka (SMAT) di 2017. Target itu bertujuan untuk mendongkrak angka partisipasi kasar (APK) sekolah menengah menjadi 90 persen.
Target itu terungkap dalam rapat koordinasi Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar bersama seluruh Badan Pelayanan Pengawasan Pendidikan (BP3) di Kantor Disdik Jabar, belum lama ini. Rapat tersebut membahas program percepatan APK sekolah menengah melalui program SMAT.
Data dari Disdik Jabar menunjukkan, saat ini APK sekolah menengah masih rendah, yakni 66,62 persen. Dengan APK sekolah menengah yang rendah itu, menurut Kadisdik Jabar Ahmad Hadadi, terdapat 173 ribu anak di Jabar tidak bersekolah ke jenjang pendidikan menengah atas.
Hadadi mengaku serius menjalankan sekolah terbuka sebagai program prioritas. Kata dia, SMAT merupakan program terobosan dalam menangani masalah pendidikan di Jabar. Di sektor pendidikan, ungkap dia, APK Jabar di jenjang sekolah menengah masih di bawah rata-rata nasional.
Hadadi menyebutkan, APK di Jabar yang sudah 100 persen baru Bogor, Bandung, dan Cimahi. Sementara daerah lainnya, papar dia, masih di bawah rata-rata. ‘’SMAT menjadi penyelesaian bagi anak anak yang tidak mendapat akses pendidikan, baik di pelosok maupun di kota,’’ ujar Hadadi, Senin (4/9).
Menurutnya, sekolah terbuka memiliki payung hukum yang tertuang dalam Permendikbud nomor 119 tahun 2014 dan Pergub Jabar nomor 16 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.