REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Garut mencatat terjadi penurunan angka kebakaran pada periode Agustus 2017 dibanding tahun lalu. Periode Agustus 2017, terjadi 57 peristiwa kebakaran, sementara di periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 111 peristiwa kebakaran.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Garut, Aji Sukarmaji menekankan pihaknya berupaya supaya angka kebakaran terus menurun. Salah satu upayanya lewat pembentukan satuan relawan kebakaran (satlakar) yang berasal dari warga.
"Agustus tahun lalu angka kebakarannya mencapai 111. Kalau tahun ini ada 57. Memang ada penurunan tapi kami juga terus sosialisasi agar bisa lebih ditekan," katanya pada wartawan dalam diskusi mengatasi kebakaran beberapa waktu lalu.
Guna mengefektifkan program satlakar, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung. Sampai saat ini Disdamkar Garut telah membentuk tiga satlakar dengan pelatihan pemadaman.
"Tiga satlakar yang sudah ada yakni di Kelurahan Ciwalen, Kelurahan Muara Sanding Kecamatan Garut Kota, dan Desa Tarogong Kecamatan Tarogong Kidul," ujarnya.
Ia menjelaskan pelatihan yang diberikan pada satlakar berupa cara pemadaman api ketika terdapat kebocoran tabung gas. Teknik yang sederhana pun mampu dipraktikan nantinya oleh satlakar ketika terjadi kebakaran. Penyebab kebakaran pun ikut diajarkan pada satlakar. Menurutnya, mayoritas penyebab kebakaran berupa arus pendek listrik, kebocoran regulator tabung gas dan tungku api.
"Jika mengandalkan petugas pemadam akan sulit. Dengan partisipasi warga, kebakaran bisa diminimalisir," ujarnya.
Ia menargetkan semua desa bisa mempunyai satlakar dengan minimal jumlah anggota sebanyak sepuluh orang. Tetapi Disdamkar baru akan merekrut satlakar di 19 kecamatan pada tahun mendatang.
"Sekarang memang baru di tiga desa dengan 30 relawan. Idealnya memang ada di tiap desa. Tapi minimal di satu kecamatan ada satu atau dua desa yang punya satlakar ini," jelasnya.