Ahad 03 Sep 2017 20:18 WIB

Polisi Tembak Mati Pengedar Sabu di Pancoran

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Nur Aini
Barang bukti sabu-sabu (ilustrasi)
Foto: Antara
Barang bukti sabu-sabu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditresnarkoba Polda Metro Jaya kembali menembak mati pengedar narkotika jenis sabu, AM di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan pada Sabtu (2/9) dini hari. Pelaku ditembak lantaran mencoba melawan petugas saat berpura-pura ingin buang air kecil ketika ditangkap.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan, penembakan itu terjadi pukul 02.00 WIB dini hari. Kejadian ini berawal dari informasi dari masyarakat bahwa terdapat transaksi di sekitar Pancoran.  "Ditnarkoba berhasil menangkap satu orang yang akan melakukan delivery," tutur Argo di Mapolda Metro Jaya, Ahad (3/9).

AM dibekuk di jalan kawasan Pancoran saat berupaya mengantarkan 100 gram sabu. Tidak berhenti di situ, petugas lantas melakukan pengembangan dan mendatangi kediaman AM untuk melakukan penggeledahan. "Kita temukan 1500 butir ekstasi dengan sabu 900 gram. Jadi digabung dengan yang delivery ada satu kilogram," tambah Argo.

Setelah penggeledahan, tim langsung membawa AM berikut barang bukti ke kantor polisi. Namun, AM berupaya melawan dengan berusaha mengambil senjata api petugas hingga akhirnya ditembak polisi. "Tersangka berupaya mengelabuhi petugas untuk lari dengan berpura-pura mau kencing. Anggota juga sempat didorong hingga jatuh juga. Anggota tentu tidak mau kehilangan dan akhirnya menindak tegas," kata Argo. 

Jenazah pelaku dibawa ke RS Kramat Jati. Dalam perjalanan, karena kehabisan darah, pelaku pun meninggal dunia. 

Dirresnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Suwondo Nainggolan menambahkan, pihaknya kini mendalami keberadaan pemesan dan jaringan dari peredaran narkoba tersebut. Hal itu berdasarkan pengakuan awal AM. Selanjutnya, pemeriksaan alat komunikasi juga akan dilakukan.  "Jaringan ini masih jaringan Jakarta dengan kendali dari dalam lapas. Tapi itu yang dia katakan saat kita tangkap. Dia tau jaringan narkoba ini dan kita kembangkan ke jaringan tersebut," kata Suwondo.

Menurut Suwondo, kuatnya dugaan keterlibatan pihak lain dan bahkan jaringan internasional dikarenakan jenis dan jumlah barang bukti narkotika yang ditemukan petugas cukup besar. "Satu kilogram nggak mungkin pemain tunggal dan kita tidak produksi di sini. Artinya ada sumber lain ada jaringan lain. Ekstasinya juga," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement