Ahad 03 Sep 2017 17:14 WIB

Warga Kabupaten Bandung Rela Antre Air dari Pagi Hingga Sore

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi Kemarau
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Kemarau

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Kekeringan yang melanda di sejumlah desa di Kabupaten Bandung rentang waktu satu bulan terakhir membuat warganya kesulitan memperoleh air bersih. Demi memperoleh air bersih, para warga harus rela mengikuti antrean panjang dari pagi hingga sore di Kantor Cabang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Soreang Kabupaten Bandung, Ahad (3/9).

Salah seorang warga Soreang Indah, Zaelani (56 tahun) mengaku biasa mengantre mengambil air pada pagi dan sore hari dengan membawa dua jeriken berkapasitas 30 liter. Biasanya air bersih tersebut habis untuk keperluan sehari-hari bersama lima anggota keluarga yang lainnya. “Air bersih ini habis untuk mencuci hingga keperluan memasak,” ujarnya, Ahad (3/9).

Ia menuturkan, sebelumnya pernah menggunakan air sungai yang berada di daerah Leuwi Munding untuk keperluan mencuci dan mandi. Di mana kondisi air tersebut relatif bersih namun tidak digunakan untuk memasak. Pilihan tersebut diambil karena mobil tanki air PDAM tidak setiap saat datang ke rumahnya.

Warga lainnya Eti (41), mengatakan sebelum tahu bisa memperoleh air bersih di Kantor Cabang PDAM, biasanya ia membeli air bersih ke gerai air isi ulang. Warga Komplek Parahyangan Kencana ini mengaku bisa membeli dua galon hingga tiga galon dengan harga satu galon Rp 4.000.

Kepala Bagian Humas dan Hukum PDAM Tirta Raharja, Dadang Supriadi mengatakan bagi warga yang memerlukan air bisa maka bisa mengambil air di dua lokasi yaitu di Kantor Cabang Soreang dan di Stadion Si Jalak Harupat selama 24 jam. Mereka harus membawa rekening PDAM dan tidak dibatasi volume mengambil air bersih.

Ia berkata, saat ini akan mengevaluasi pembagian air melalui pipa-pipa PDAM agar distribusi kepada konsumen bisa merata. Saat ini terdapat warga yang tidak memperoleh air bersih namun warga disampingnya teraliri. Selain itu akan dilakukan penarikan air dari aliran sungai Cisangkuy untuk diproses agar layak digunakan.

"Dengan adanya pompa air yang menarik ke sungai, mudah-mudahan bisa menambah debit air 50-60 liter perdetiknya," ungkapnya. Katanya, saat ini terdapat empat mobil pompa yang disebar di wilayah Soreang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mengungkapkan 14.831 jiwa terkena dampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah warga yang terkena dampak kekeringan tersebut terjadi sejak 25 Juli 2017 hingga 11 Agustus 2017.

Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Tata Iriawan Sobandi mengatakan total jumlah warga yang terkena dampak kekeringan berasal dari enam kecamatan dan sepuluh desa. Di mana enam kecamatan tersebut yaitu Pasirjambu, Kutawaringin, Arjasari, Ciparay, Cangkuang dan Soreang.

Sepuluh desa tersebut adalah Desa Cibodas, Cilame, Pingirsari, Rancakole, Lebakwangi, Pakutandang, Mekarlaksana, Komplek Parahyangan Kencana, Komplek Gading Tutuka I dan Desa Parung Serab. “Untuk di Pasirjambu, air bersih sudah dikirim sebanyak tiga kali, tanggal 21,22,23 Agustus serta mendapat bantuan pinjam pakai toren dari PDAM sebanyak dua buah,” ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (3/9). Sementara itu katanya, wilayah yang lainnya sedang dalam proses penanganan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement