Ahad 03 Sep 2017 13:42 WIB

BPBD Semarang Tingkatkan Distribusi Air Bersih

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Air Bersih (ilustrasi)
Air Bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang terus mengantisipasi wilayah terdampak musim kemarau yang ada di daerahnya. Sebab wilayah yang mengalami krisis air bersih terus hingga awal September tahun ini terus bertambah.

Sejauh ini, intensitas distribusi air bersih oleh BPBD Kabupaten Semarang juga terus meningkat. Antisipasi dilakukan dengan menyiapkan armada droping air bersih untuk sejumlah wilayah desa yang mebutuhkan pasokan.

“Cakupan antisipasi dampak bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Semarang terus bertambah,” ungkap Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto, di Ungaran, Ahad (3/9).

Ia mengatakan, dampak musim kemarau kali ini semakin dirasakan warga sejumlah desa yang ada di saerahnya. Hal ini ditandai dengan kian berkurangnya debit air sumber atau mata air yang selama ini jamak dimanfaatkan warga unruk memenuhi kebutuhan air bersih.

Selain itu sumur- sumur yang ada di rumah waga juga mulai mongering. Sehingga warga sangat mengandalkan pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhannya. “Terutama untuk memasak dan untuk air minum,” jelasnya.

Heru juga menyampaikan, sebelum ini intensitas pasokan air bersih untuk warga yang membutuhkan juga terus bertambah. Dalam satu hari, tak kurang 40 ribu liter (delapan tangki kapasitas 5.000 liter) air bersih disalurkan untuk mengantisipasi bencana kekeringan.

Yang terbaru, air bersih ini disalurkan untuk empat wilayah desa yang membutuhkan, yang tersebar di tiga kecamatan. Masing- masing Desa Wiru dan Desa Pakis, Kecamatan Bringin; Desa Metes, Kecamatan Getasan serta Desa Jatirunggo, Kecamatan Pringapus.

Kini sudah ada permintaan droping air kembali kepada BPBD Kabupaten Semarang, untuk Desa Kedungringin, di Kecamatan Suruh serta sejumlah desa yang ada di Kecamatan Bancak.

“Untuk mengantisipasi bencana kekeringan tahun ini, BPBD Kabupaten Semarang telah menyiapkan cadangan air bersih hingga 4.250.000 liter, yang siap disalurkan untuk warga terdampak,” ungkap Heru.

Di luar ancaman bencana kekeringan, lanjutnya, BPBD Kabupaten Semarang juga mengimbau kepada warga Kabupaten Semarang untuk mengantisipasi bencana kebakaran. Baik kebakaran hunian maupun lahan.

Suhu udara yang cukup panas dan banyak tanaman yang mulai mengering cukup rentan menjadi pemicu kebakaran. Ia pun meminta masyarakat bisa mengantisipasi ancaman bahaya kebakaran ini dengan mengurangi perilaku yang berisiko terhadap terjadinya kebakaran.

Seperti membakar sampah sembarangan atau tidak membuang punting rokok di sembarang tempat. “Termasuk membangun sistem komunikasi yang akurat dan cepat jika sewaktu- waktu terjadi bencana kebakaran,” tegasnya.

Imbauan kewaspadaan terhadap bencana kebakaran ini sebelumnya juga disosialisasikan oleh Kepala Satpol PP dan Dinas Kebakaran Kabupaten Semarang, Tajudin Noor. Sosialisasi kewaspadaan ini terus diberikan dalam setiap forum bersama aparat kecamatan maupun kelurahan/ desa.

“Kami telah menyiagakan posko Damkar di tiga sektor wilayah. Yakni (024) 6921413 untuk wilayah Ungaran, Ambarawa (0298) 594266 dan wilayah Tengaran di nomor (0298) 3404011,” jelas Tajudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement