REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menilai Indonesia sangat naif jika membiarkan tragedi kemanusian di Rohingya semakin parah. Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia harus melakukan tekanan diplomatik untuk menghentikan kejahatan kemanusian terhadap umat muslim oleh pemerintah Myanmar.
"Di saat suasana tragedi bangsa muslim Rohingnya, sangat naif jika Indonesia diam seribu bahasa. Pemerintah Indonesia jangan terkesan membiarkan tanpa intervensi kemanusiaan," ujarnya, Ahad (3/9).
Menurutnya, saat ini Indonesia tidak mampu melakukan perang diplomatik dengan Myanmar. Seharusnya, Indonesia meningkatkan tekanan diplomatik untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan terhadap umat muslim oleh pemerintah Myanmar.
Natalius menyebutkan, politik luar negeri Indonesia adalah aktif secara aktif menciptakan perdamaian dunia. Indonesia sebagai negara ASEAN, juga sebagai negara muslim terbesar dunia, jangan takut mengambil resiko untuk menekan pemerintah Myanmar.
"Sekali lagi, pemerintah jangan takut tekan pemerintah Myanmar hanya karena terikat dengan traktat ASEAN yang nonintervensi urusan domestik," katanya.
Semua negara di dunia, menurut Natalius, memiliki kewajiban untuk melindungi kejahatan kemanusiaan sebagai tindakan yang tidak disukai umat manusia di dunia atau Hostis Humanis Generis. Oleh karena itu, tidak ada yang salah jika bangsa ini secara aktif berperan menciptakan perdamaian abadi di Myanmar Selatan.