REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Surabaya mengecam keras aksi penindasan dan pembantaian terhadap etnis muslim Rohingya oleh militer pemerintah Myanmar.
"Kami menyerukan para pemimpin umat Buddha di Indonesia khususnya dan umat beragama pada umumnya untuk mengutuk tindakan biadab itu. Selanjutnya melakukan tindakan yang diperlukan untuk menghentikan aksi tersebut," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya Achmad Muhibbin Zuhri, Ahad (9/3).
Sebagaimana juga umat Islam yang sudah tegas mengutuk tindakan teror yang mengatasnamakan Islam, lanjut dia, pihaknya juga menunggu sikap lebih tegas dari umat umat Buddha untuk mengutuk keras aksi tersebut. Apapun motif yang melatar belakanginya, lanjut dia, tindakan biadab itu telah melibatkan tokoh dan simbol-simbol agama Buddha.
"Tidak cukup menyayangkan atau prihatin. Kami menunggu, khususnya umat Buddha di Indonesia untuk mengutuk tindakan teror dan pembantaian terhadap muslim Rohingya," ujarnya.
Ia tidak menampik fakta adanya faktor geopolitik-geoekonomi dalam kasus itu. Tetapi dalam hal ini, konsen NU Surabaya adalah menjaga kedamaian dan keharmonisan hubungan antar umat beragama.
"Selain membantu penyelesaian tragedi yang menimpa saudara-saudara kita di Rohingya. Ini penting kita lakukan. Jangan sampai muncul kesan bahwa umat Budha di Indonesia merupakan bagian atau setidaknya mengamini tindakan biadab itu," katanya.
Selanjutnya, lanjut dia, NU Surabaya mengajak serta umat beragama untuk menghimpun bantuan kemanusiaan bagi warga Rohingya.
Menurut dia, para pemimpin umat Buddha di Indonesia dan seluruh umat beragama lainnya juga mengutuk tindakan biadab tersebut. Kini, kata dia, PCNU Surabaya tengah menunggu gerakan tokoh-tokoh agama untuk memikirkan tindakan selanjutnya, guna menghentikan aksi pemerintah Myanmar itu.