Sabtu 02 Sep 2017 23:15 WIB

Menteri Yohana Tegaskan tak Boleh Ada Perundungan di Kampus

 Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise menjelaskan paparanya saat dialog pada acan Peluncuran Kampanye Anti Kekerasan Terhadap Anak (PKTA) di Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta, Rabu (26/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise menjelaskan paparanya saat dialog pada acan Peluncuran Kampanye Anti Kekerasan Terhadap Anak (PKTA) di Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta, Rabu (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengimbau mahasiswa untuk tidak melakukan perundungan kepada temannya. "Menjadi mahasiswa adalah salah satu saat penting dalam hidup. Karena itu isi waktu kalian dengan prestasi, jangan melakukan kekerasan, bullying dan diskriminasi, jadilah generasi penerus bangsa yang hebat," kata Yohana Yembise, Sabtu (2/9).

Yohana mengatakan, perundungan tidak hanya terjadi di sekolah, tapi juga kerap terjadi di kampus.  Ia meminta mahasiswa dan dosen untuk memutuskan mata rantai kekerasan di kampus. "Semoga kalian para mahasiswa yang akan memutuskan mata rantai perundungan di institusi pendidikan," kata dia.

Salah satu caranya adalah membuat Kampus ini harus jadi kampus ramah pemuda, ramah mahasiswa," kata Yohana. Dia mengatakan, tidak boleh ada kekerasan dalam bentuk apapun seperti psikis, fisik, seksual dan tidak ada penelantaran atau pendidik yang abai terhadap mahasiswa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement