Sabtu 02 Sep 2017 21:48 WIB

IMM Babel Minta Pemerintah Tegas Terhadap Krisis Rohingya

Seorang wanita Rohingya menangis setelah dilarang memasuki wilayah Bangladesh dari wiayah Myanmar
Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters
Seorang wanita Rohingya menangis setelah dilarang memasuki wilayah Bangladesh dari wiayah Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta Pemerintah Republik Indonesia bersikap tegas terhadap krisis yang menimpa etnis Rohingya oleh pemerintah Myanmar.

"Kami mendorong agar pemerintah Indonesia mampu bersikap tegas terhadap permasalahan kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya dengan mengevaluasi kebijakan diplomasi dengan pemerintah Myanmar," kata Pengurus IMM Kepulauan Babel, Rama Ahmad Afrizal di Pangkalpinang, Sabtu.

Ia menerangkan, pemerintah dapat melakukan tindakan tegas dengan melakukan peringatan diplomasi seperti menarik Dubes RI di Myanmar dan meminta Dubes Myanmar untuk meninggalkan Indonesia.

"Indonesia juga dapat berperan untuk menyelesaikan permasalahan etnis Rohingya dengan meminta otoritas ASEAN bersikap tegas terhadap Myanmar dan menghimpun negara lainnya agar tetap menjunjung tinggi hak azasi manusia," ujar dia.

Menurut dia, kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar atas etnis Rohingya tidak dapat dipandang sebelah mata sehingga kejadian tersebut harus menjadi perhatian semua elemen bangsa untuk mengakhiri tindakan yang tidak manusiawi tersebut.

"Sudah sepantasnya elemen masyarakat di Kepulauan Babel dari komponen manapun untuk menyuarakan kecaman keras terhadap tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya," terangnya.

Rama mengatakan permasalahan etnis Rohingya perlu menjadi perhatian khusus karena bukan lagi dilihat dari golongan, suku maupun agama namun lebih melihat dari sisi kemanusiaannya.

"Sebagai manusia harus memiliki hati nurani dan rasa kemanusiaan sehingga tidak akan tinggal diam begitu saja ketika melihat tindakan kekerasan dan kekejaman seperti yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement