Jumat 01 Sep 2017 12:20 WIB

Keluarga Cendana Sumbang 24 Sapi Kurban

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah
Sapi kurban
Foto: Yusran Uccang/Antara
Sapi kurban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perayaan Idul Adha di Masjid At Tin Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, dihadiri oleh salah satu anggota keluarga cendana, Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek Soeharto), yang merupakan anak dari mantan Presiden RI kedua, Soeharto.

Keluarga cendana menyumbangkan 24 sapi untuk dikurbankan, dan akan dibagikan kepada warga setempat, serta beberapa yayasan yang sudah berikan proposal. "Aduh, saya duluan saja ya. Tidak berani melihat yang seperti itu, suka kasihan," kata Mamiek saat ditemui usai shalat Idul Adha, Jumat (1/9) pagi, sambil beranjak menuju mobilnya.

Setiap tahunnya, memang keluarga cendana yang selalu rutin melaksakan kurban. Hanya ada dua kambing yang berasal dari warga setempat, karena memang Masjid At Tin sendiri memang hanya melaksanakan kurban untuk keluarga cendana pribadi saja.

Ketua Panitia Kurban Masjid At Tin, Wiwid Wahyudi, memaparkan tim jagal berasal dari Tim Jagal Tapos, Depok. "Tentu pertama kita bagikan untuk warga di sekitar Masjid At Tin, kemudian beberapa yayasan yang sudah memberikan proposal," jelas dia saat ditemui sebelum memulai penyembelihan hewan kurban.

Yayasan Masjid At Tin menampung beberapa proposal dari berbagai penjuru yayasan, kemudian disortir untuk dipilah. Namun, di luar itu, Yayasan Masjid At Tin memprioritaskan warga sekeliling, untuk yang jauh akan dilihat dulu kondisi kurban di tempat mereka seperti apa.

Pantauan Republika.co.id, suasana tempat pemotongan hewan kurban di Masjid At Tin, ditutupi oleh seng di sekelilingnya. Beberapa warga ada yang mencoba naik ke tempat yang lebih tinggi, namun suasana dijaga oleh pihak keamanan yang dikerahkan dari Polsek setempat.

Menurut Kepala Bidang Peribadatan Masjid At Tin, Ustadz Karnali, tujuan tempat pemotongan hewan ditutupi seng, agar masyarakat khususnya anak-anak, tidak kacau dan tidak melihat hal-hal yang sebaiknya tidak perlu dilihat. "Setiap tahun seperti ini. Memang ditutup seng, karena kalau dibiarkan terbuka nanti anak-anak itu lari kesana-kesini. Sekarang saja, itu banyak yang naik-naik dan penasaran kan," ujar Ustadz Karnali.

Kondisi sapi-sapi yang akan disembelih juga sangat besar-besar dan sehat, memenuhi standar sapi berkualitas. Sebelum memulai penyembelihan, ada penyerahan tambang simbolis oleh Ketua DKM Masjid At Tin, Ustadz Setiadi Bagus, kepada Ketua Pelaksana Kurban, Wiwid Wahyudi. Selain itu, sekitar 20 petugas jagal menyiapkan peralatan.

Pada pukul 09.00 WIB, sapi pertama yang juga merupakan sapi paling besar, mulai disembelih, begitupun dengan sapi lainnya hingga pukul 11.00 WIB. Namun, karena dijeda shalat Jumat, penyembelihan dihentikan sementara dan dilanjutkan lagi pada pukul 13.30 WIB.

Tetapi ada seorang pedagang kopi asongan, Siti, mengaku sudah puluhan tahun berdagang, namun tidak pernah mendapatkan daging karena hanya untuk yayasan. Dia pernah mendapatkan daging, hanya satu kali, pada 1990an.

"Itu kan untuk yayasan, kami tidak pernah dapat," ujar Siti dengan wajah yang sedikit muram. Ia sendiri mengaku, tidak mengetahui mengapa pedagang-pedagang sekitar tidak mendapatkan daging dan tempat pemotongan ditutupi seng.

Jamaah yang datang pada shalat Idul Adha 2017 di Masjid At Tin, mencapai 20 ribu orang daya tampung, di seluruh masjid. Sebagian besar berasal dari warga sekitar. Namun, jamaah yang shalat di wilayah parkir, jamaah laki-laki dan perempuan bercampur.

Pihak keamanan juga sudah mengatur area sedemikian rupa, hanya saja jamaah yan telat langsung menempati tempat kosong yang mereka lihat saja. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement