REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Rosiady Sayuti mengatakan, terdapat 121 hewan kurban dari pejabat Pemprov NTB, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkup NTB, dan instansi lain di NTB pada Idul Adha tahun ini. "Untuk sapi ada 39 ekor, dan untuk kambing ada 82 ekor," ujar Rosiady di Islamic Center NTB, Jumat (1/9).
Rosiady menyebutkan jumlah ini lebih banyak dibanding Idul Adha pada 2016. Menurut Rosiady, pemberian hewan kurban dari berbagai instansi baik yang dari pusat dan daerah bukti nyata kebersamaan dalam berbagi kepada sesama. "Presiden juga memberi hewan kurban ke daerah-daerah, dan NTB salah satu daerah yang dapat," katanya.
Dia menambahkan, panitia kurban telah mendistribusikan kupon kepada masyarakat yang berhak dan juga lembaga-lembaga keagamaan yang ada di NTB seperti pondok pesantren. Rosiady berharap, Idul Adha menjadi momentum untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan umat.
"Seperti kata Pak Gubernur, ada saudara kita di Rohingnya yang tertindas. Kita juga harus meningkatkan persatuan dan kesatuan, jangan sampai ada provokasi karena kelompok tertentu yang mengobok-obok umat Islam untuk bersatu," ungkapnya.
Kepala Unit Pengelola Islamic Center NTB Abdul Muhti mengatakan, sapi sumbangan Presiden Jokowi dibeli dari Kelompok Ternak Bareng Mele yang berada di Kelurahan Kelayu, Kecamatan Selong, Lombok Timur. Sapi berjenis simental dengan berat 960 kg itu telah diserahkan ke pihak pengelola Islamic Center NTB di Mataram.
"Pak Presiden menyumbang Sapi jenis Simental ini untuk hari raya Idul Adha besok," ujar Muhti di Islamic Center NTB, Kamis (31/8) kemarin.
Muhti menyampaikan, sapi tersebut sudah melalui tahap pemeriksaan dan kelayakan sebagai syarat menjadi hewan kurban. Sapi Presiden Jokowi, lanjut Muhti, ditempatkan di halaman belakang Islamic Center NTB, bersama 30 sapi lain hasil sumbangan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi, Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin, dan sejumlah Dinas dan Instansi di NTB. Sapi dari Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi berjenis berangus tercatat seberat 850 kg. Sedangkan sapi sumbangan Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin dan Sekretaris Daerah Rosiady memiliki berat 450 Kg, dengan jenis berangus.
"Sapi sumbangan presiden akan dibagikan kepada sekitar 2.000 kaum dhuafa, fakir miskin, dan anak yatim yang ada di Mataram dan Lombok pada umumnya," lanjut Muhti.
Sementara sapi sumbangan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi akan disalurkan untuk salah satu Pondok Pesantren di Pancor, Lombok Timur. Muhti menambahkan, selain 30 ekor Sapi, Islamic Center NTB juga akan menyalurkan 75 ekor kambing sumbangan dari dinas/instansi dan masyarakat umum.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur, Syamsuri Hamzan mengatakan sapi sumbangan Presiden Jokowi dibeli dari kelompok ternak Bareng Mele di Kelurahan Kelayu, Kecamatan Selong, Lombok Timur yang dikenal sebagai sentra ternak sapi.
"Jenis sapi presiden itu usia sekitar tiga tahun empat bulan, staf khusus Presiden yang datang dan langsung membayar," kata Syamsuri.
Syamsuri mengatakan, harga sapi presiden diperkirakan mencapai Rp 60 juta. Pada peternak sapi di Lombok Timur, lanjut dia, mendapat perhatian khusus dari pihak kepresidenan sejak empat tahun terakhir terkait sapi kurban. "Tahun lalu, Presiden juga membeli Sapi kurban di Lombok Timur dengan berat 870 Kg," ungkap Syamsuri.
Syamsuri menjelaskan, Simental merupakan jenis sapi Eropa yang terkenal sebagai sapi pedaging. Jenis sapi ini mulai dikembangkan di Lombok Timur melalui sistem inseminasi buatan, bersama sapi jenis Berangus dan sapi jenis Bali, yang sudah lebih dulu dikembangkan peternak.
Menurut Syamsuri, saat ini populasi ternak Sapi di Lombok Timur mencapai 127 ribu ekor, di mana 30 persen di antaranya merupakan sapi peranakan seperti Simental dan Berangus, dan sisanya sapi Bali. Syamsuri melanjutkan, populasi Sapi di Lombok Timur juga mendukung Bumi Sejuta Sapi (BSS) di NTB. "Tahun ini saja kita juga kirim 400 ekor untuk kebutuhan DKI Jakarta," ucap Syamsuri.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, Aminurrahman menyebutkan mengatakan, stok sapi untuk kebutuhan ternak potong di wilayah NTB mengalami surplus, dan dinilai aman untuk memenuhi kebutuhan ternak potong di hari raya Idul Adha tahun ini.
Aminurrahman mengatakan, pada tahun ini potensi Sapi potong di NTB yang terdiri dari Lombok dan Sumbawa mencapai 130 ribu ekor lebih. Dari jumlah tersebut, sebanyak 75 ribu ekor untuk memenuhi kebutuhan dalam wilayah NTB, sedangkan sisanya untuk kebutuhan nasional di sejumlah provinsi lain seperti DKI Jakarta, dan sejumlah provinsi di Sulawesi dan Kalimantan. "Jadi masih ada surpluslah sekitar 60 ribu ekor lebih. Nah dari surplus ini yang kita kirim ke luar daerah," ungkap Aminurrahman.