Jumat 01 Sep 2017 09:11 WIB

TGB Minta Kotak Amal Hari Ini Disumbang ke Rohingya

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Warga NTB khususnya yang berada di Kota Mataram, memadati Masjid Hubbul Wathan, Kompleks Islamic Center NTB untuk menunaikan ibadah shalat Idul Adha pada Jumat (1/9) pagi.
Foto: Republika/M Nursyamsyi
Warga NTB khususnya yang berada di Kota Mataram, memadati Masjid Hubbul Wathan, Kompleks Islamic Center NTB untuk menunaikan ibadah shalat Idul Adha pada Jumat (1/9) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menyalurkan seluruh hasil dari kotak amal yang terkumpul pada shalat Idul Adha dan shalat Jumat di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB, kepada warga Rohingya di Myanmar. Hal ini dikatakan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi sesaat sebelum prosesi Shalat Idul Adha di Masjid Hubbul Wathan dilakukan.

"Jumat ini, semua kotak amal saat shalat Idul Adha dan shalat Jumat nanti diarahkan bagi saudara kita warga Rohingya yang sedang dapat cobaan luar biasa, mudah-mudahan bisa membantu," ujar pria yang dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB), Jumat (1/9).

TGB mengatakan hal ini merupakan kontribusi nyata dari warga NTB terhadap warga Rohingya yang sedang dalam kesulitan akibat pembantaian yang terus menerus terjadi.  "Mari kita ingat pesan Rasulullah SAW, orang beriman ibarat satu tubuh," ungkap TGB. 

Atas dasar ini, TGB mengajak seluruh jamaah  pada shalat Idul Adha kali ini mengikhlaskan sedekah yang diterima Masjid Hubbul Wathan untuk disalurkan ke Rohingya. "Kita niatkan infak itu sebaik-baiknya persaksian kita sebagai umat. Semoga Allah SWT angkat cobaan bagi etnis Rohingnya," kata TGB. 

TGB juga tidak sependapat tentang permintaan Myanmar agar Indonesia tidak ikut campur. Menurut TGB, pembantaian, dari segi apapun tidak bisa dibenarkan.

"Kalau Anda (Myanmar) minta orang tutup mulut,Anda harus berhenti membantai rakyat Anda sendiri, bagaimana Anda minta masyarakat dunia tutup mulut ketika Anda membantai masyarakat Anda sendiri," ucap TGB. 

TGB mengingatkan, bahwa persoalan dengan dimensi keagamaan mempunyai sisi potensial tidak hanya menjadi masalah Myanmar semata melainkan juga menjadi masalah regional bahkan internasional. "Saya minta dihentikan (pembantaian)," kata TGB menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement