Kamis 31 Aug 2017 19:09 WIB

Nasarudin Umar: IRT Bisa 'Amputasi' Bibit Radikalisme

Rep: Muhyiddin/ Red: Karta Raharja Ucu
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini di Istana, Jakarta, Rabu (5/4).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini di Istana, Jakarta, Rabu (5/4).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Peran penting seorang ibu rumah tangga di dalam keluarga tidak dapat dipandang sebelah mata. Termasuk untuk mencegah pengaruh radikalisme pada anak. Apalagi mengingat fenomena terorisme dan radikalisme di Indonesia saat ini sudah semakin tinggi.

Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasarudin Umar mengatakan penyebarluasan paham radikal terorisme saat ini telah masuk ke berbagai lembaga baik lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan hingga organisasi yang paling kecil yakni keluarga. Menurut dia, penyebaran bibit radikalisme tersebut dapat 'diamputasi' di level keluarga. Caranya, kata dia, dengan meningkatkan peran perempuan sebagai ibu di dalam rumah tangga, misalnya dengan membekali ibu rumah tangga dengan pemahaman nilai kebangsaan.

“Jadi, ketika anak-anak mendapatkan materi yang berlawanan dengan nilai kebangsaan, mereka sudah memiliki penangkal,” ujarnya dalam kegiatan Rembuk Kebangsaan Perempuan Pelopor Perdamaian Antiradikalisme dan Terorisme di Gedung Bhayangkari, Rabu (30/8) kemarin.

Metode peningkatan kapasitas untuk ibu rumah tangga ini dapat dilakukan melalui sejumlah lembaga atau ruang sosial yang dekat dengan ibu rumah tangga. Misalnya melalui kelompok pengajian keagamaan, kelompok organisasi masayarakat terbawah seperti PKK, selain dapat ditempuh melalui instansi pemerintah selevel desa.

Pernyataan serupa disampaikan Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid. Ia mengatakan keberadaan ibu rumah tangga dalam konteks penanggulangan terorisme dan radikalisme merupakan potensi besar yang dapat dilibatkan, terutama di dalam level keluarga.

Pada tahap ini, Yenny membagi sejumlah cara yang dapat dilakukan oleh ibu rumah tangga untuk membentengi anggota keluarga dari bahaya serangan radikalisme, khususnya anak, sebagai anggota keluarga yang paling rentan terpapar radikalisme. Hal pertama yang dapat ditempuh adalah dengan memberi perhatian yang lebih kepada anak.

Menurut putri kedua Gus Dur ini, kedekatan hubungan antara ibu dan anak merupakan penangkal utama bagi tumbuhnya bibit radikalisme di dalam keluarga. “Kita sebagai ibu rumah tangga harus tahu seperti apa anak kita, perilakunya, termasuk tahu apa yang sedang dikerjakan oleh anak kita,” kata Yenny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement