Kamis 31 Aug 2017 02:40 WIB

Dispangtan Temukan Domba dan Sapi tak Layak Kurban 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Hewan kurban.
Foto: Antara
Hewan kurban.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung marathon melakukan pemeriksaan hewan kurban, pada Jumat (1/9). Menurut Kepala Dispangtan Kota Bandung, Elly Wasliah, saat ini baru sekitar 14 ribu ekor sapi dan domba yang diperiksa pemeriksaan marathon harus dilakukan.

Menurut Elly, berdasarkan data Dispangtan, update pemeriksaan hewan kurban sampai Selasa (28/8). Jumlah sapi layak dan sehat ada 3.396 ekor. Sementara Jumlah sapi tidak layak (tidak cukup umur, betina, sakit, trauma) ada 35 ekor. Untuk domba, jumlah yang layak dan sehat ada 9.840 ekor.

"Kami temukan jumlah domba tidak layak ada 1.042 ekor karena tak cukup umur, sakit mata, dan pincang," ujar Elly kepada wartawan saat dihubungi melalui Telepon Selulernya, Rabu (30/8).

Elly mengatakan, jumlah hewan kurban yang telah diperiksa, sapi sebanyak 3.431 ekor,‎ domba sebanyak 10.882 ekor. Sehingga, jumlah total sapi dan domba 14313 ekor. "Kami memeriksa di tersebar di sisir di seluruh Kota Bandung," kata Elly.

Setelah diperiksa oleh petugas, hewan akan dikalungi kalung sehat. Tahun ini, Dispangtan mencetak kalung sehat sebanyak 31 ribu. "Kepada pembeli, disarankan membeli hewan kurban yang sudah dikalungi kalung sehat 2017," katanya. ‎

Elly mengakui, masih banyak hewan kurban yang belum terperiksa. Karena, penjual memilih menggelar dagangan nya menjelang hari H. Berdasarkan catatan, pada tahun 2016 ada 5.786 ekor sapi yang dijual di Kota Bandung. Namun, dari jumlah tersebut jumlah sapi yang dipotong lebih besar yakni sebanyak 6.906 ekor. 

Menurut Elly jumlah tersebut lebih besar karena sebagian masyarakat ada yang  membeli sapi dari luar Kota Bandung. Untuk sapi tidak layak dari luar, ada 9 ekor. Sementara untuk domba yang dipasarkan  di Kota Bandung ada 20.054. Dari jumlah tersebut, yang tidak layak ada 1.163 ekor. 

Hewan kurban yang tidak layak ini, kata Elly, sebagian besar karena  belum cukup umur dan sakit. Tahun ini, diperkirakan jumlah sapi yang dipotong akan naik 10 persen. "Karena, memang setiap tahun tren jumlah jumlah hewan kurban yang dipotong terus naik," katanya.

Elly mengatakan, masih adanya ditemukan hewan tidak layak dan tidak sehat, karena pedagang tidak berasal dari Kota Bandung. Sehingga, pengetahuan mereka tentang hewan kurban yang sehat dan layak, sangat terbatas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement