Rabu 30 Aug 2017 00:56 WIB

Produk Bermasalah Ditemukan di Toko Modern di Purwakarta

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Teguh Firmansyah
Sidak makanan kadaluarsa (ilustrasi)
Foto: Antara
Sidak makanan kadaluarsa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Tim dari Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta, temukan sejumlah produk bahan makanan yang bermasalah.

Produk tersebut, dijual di sejumlah pasar moderen. Produk yang bermasalah itu, antara lain kemasannya rusak, sudah masuk masa kedaluarsa, serta menjelang kedaluarsa.

Kabid Perdangan Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta, Wita Gusrianita, mengatakan, pada Selasa (29/8) tim gabungan dari berbagai instansi melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah pasar moderen. Sidak ini, rutin dilakukan selama tiga bulan sekali. Adapun momen sekarang, bertepatan menjelang Idul Adha.

"Hasil sidaknya, kami menemukan sejumlah produk yang bermasalah," ujar Wita, saat dihubungi Republika.co.id.

Wita menyebutkan, tim gabungan ini terdiri dari petugas diskopumkmperindag, dinas kesehatan, Sat Pol PP, kepolisian, serta dari LPKSM. Sidak ini, sebagai bentuk pengawasan terhadap peredaran barang-barang di pasar-pasar moderen.

Adapun, yang menjadi pemeriksaan, yaitu label dalam kemasan. Apakah keterangan dalam labelnya sesuai dengan kondisi barang atau tidak. Lalu, masa kedaluarsa. Kemudian, kehalalan produk tersebut. Serta, ada label SNI-nya atau tidak.

Menurut Wita, dengan ditemukannya produk yang bermasalah, pihaknya akan melakukan teguran terhadap para pelaku usaha. Mengingat, produk yang bermasalah itu sebenarnya tak layak untuk dijual. Sehingga, produk tersebut harus segera ditarik dari peredaran.

"Kami beri teguran, kepada pemilik toko modern ataupun pelaku usahanya supaya segera mengganti produk tersebut," ujarnya.

Sementara itu, Popon Kurniasih (43 tahun), warga Perum Panorama Indah, Kelurahan Cisereuh, mengaku, dirinya rutin berbelanja bahan makan di sejumlah toko moderen. Kalaupun dari pemerintah menemukan produk yang bermasalah, seharusnya diumumkan. Supaya, konsumen tidak salah memilih produk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement