REPUBLIKA.CO.ID, PADANG — Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perumahan Rakyat (PUPR) dan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) akan mengebut perbaikan jalan di Kabupaten Solok Selatan. Percepatan perbaikan ini karena Pemprov Sumbar bersikukuh memasukkan Kabupaten Solok Selatan dalam rute balap sepeda Tour de Singkarak yang digelar pada 18 sampai 26 November 2017.
Sebelumnya, Solok Selatan masih belum pasti masuk dalam rute Tour de Singkarak lantaran kondisi jalan yang rusak parah. Meski begitu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono memastikan bahwa proses pembangunan tetap berjalan, khususnya untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.
"Ya nanti koordinasi dengan Wagub (Sumbar), kalau itu jalan nasional dan itu untuk kebutuhan turis (wisata) akan kami kerjakan," ujar Basuki, Selasa (29/8).
Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit juga menegaskan bahwa Pemprov Sumbar telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sumatra Barat untuk merampungkan pengerjaan jalan Solok Selatan. "Sudah kok. Dengan Dinas PU," ujar Nasrul singkat.
Kepala Dinas Pariwisata Sumatra Barat Oni Yulfian menyebutkan, Solok Selatan tetap masuk ke dalam rute yang dilalui Tour de Singkarak karena Dinas PUPR Sumbar menyanggupi untuk merampungkan perbaikan jalan sebelum Tour de Singkarak dimulai.
Dia menerangkan pernyataan kesanggupan itu dilontarkan oleh Dinas PUPR Sumbar ketika tim penilai dari pusat melakukan tinjauan lapangan. "Kami masih optimistis Solok Selatan masuk. Sudah disurvei kok. Kita berdoa mudah-mudahan tidak ada kendala," ujar Oni.
Rencananya, Tour de Singkarak ke-9 ini digelar sepanjang 1.150 km yang dibagi sembilan etape selama sembilan hari. Start tour yang memadukan balap sepeda dan pariwisata ini akan dilakukan di Tanah Datar, sedangkan finish akan berlokasi di Bukittinggi. Gelaran sport tourism yang diselenggarakan kesembilan kalinya ini bakal menyediakan hadiah total Rp 2,3 miliar.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti, mengatakan event sporttourism bertaraf internasional seperti Tour de Singkarak akan mampu memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Selama lebih dari satu pekan, pembalap akan melintasi bukit, hutan, serta pantai yang indah.
“Destinasi dengan fasilitas yang memadai ini diharapkan meningkatkan kualitas wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat," kata Esthy.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresasiasi TdS yang sudah mendunia. Dia pun mendorong agar segera dilakukan promosi melalui media digital.
"Ada beberapa sport tourism di Indonesia yang mendunia seperti Tour de Singkarak (TdS), Tour de Banyuwangi Ijen, Tour de Bintan (TdB), Tour de Flores (TdF), Jakarta Marathon, sampai nanti Asian Games yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang pada 2018 mendatang," ujarnya.
Tour de Singkarak juga selalu dipromosikan ke seluruh negara anggota Federasi Balap Sepeda Internasional (Union Cyclist International/UCI). Jumlah penonton Tour de Singkarak saat ini berada di posisi lima dunia.
Nomor satu balap sepeda khusus nomor road ini ditempati oleh Tour de France di Prancis dengan 12 juta penonton. Runner-up dipegang Giro d'Italia, Italia, dengan delapan juta penonton. Disusul, Vuelta a Espana (Spanyol) dengan 5 juta penonton, Santos Tour Down Under (Australia) dengan 750 ribu penonton, dan Tour de Singkarak (TdS) dengan 550 ribu penonton.