REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penindakan pada pria nekat BS (34) yang berusaha masuk ke Istana Merdeka telanjang bulat dinilai telah sesuai. Bahkan, dia dinilai cukup beruntung Paspampres tidak bertindak lebih jauh.
Menurut Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Suyudi Ario Seto, sesuai standar operasioal prosedur di Istana Kepresidenan, orang tak dikenal yang meringsek masuk kedalam Istana, bisa dilakukan penindakan tegas yakni ditembak ditempat.
"Kan membahayakan itu masuk ke Istana telanjang lagi," kata Suyudi saar dihubungi, Selasa (29/8).
Meski membahayakan, Suyudi memuji Paspampres yang masih berbaik hati. "Makanya ini (Paspampres) untungnya lagi baik, tahu orang ini stress. Kalau tidak, bisa ditindak tegas (tembak)," ucapnya dengan terheran-heran.
Kini, pria yang menyewa kos di Sawah Besar itu sudah dipulangkan ke pihak keluarga. BS terindikasi kuat mengalami gangguan jiwa yang diduga akibat stress persaingan dagang. "Sudah dikembalikan ke keluarganya untuk dibawa ke RS Jiwa," ucap Suyudi.
Seperti diketahui, BS meninggalkan rumahnya yang terletak di daerah Cengkareng, Jakarta Barat pada pikul 06.00 WIB. Tanpa alasan yang jelas, ia langsung bergegas keluar kediamannya dengan cara berlari. Dia pun melucuti pakaiannya seraya berlari menuju pagar Istana Negara pada pukul 07.30 WIB.
Namun dia segera dicegat oleh Paspampres dimana BS sempat meracau ingin menikah di Istana. Dalam video yang beredar di dunia maya, lima orang Paspampres tampak menghentikannya yang berusaha menaiki pagar. BS pun memberontak sehingga Paspampres harus memeganginya dan memberi sejumlah tendangan.