Selasa 29 Aug 2017 08:58 WIB

Gubernur NTT Serahkan Hewan Kurban Bantuan Presiden Jokowi

Hewan kurban bantuan presiden (ilustrasi)
Foto: dokrep
Hewan kurban bantuan presiden (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya menyerahkan hewan kurban bantuan Presiden Joko Widodo kepada Panitia Hari Raya Besar Agama Islam (PHBI) setempat. Hewan itu selanjutnya disembelih dan dibagikan kepada jamaah yang membutuhkan.

"Presiden Joko Widodo membantu seekor hewan kurban jenis sapi untuk umat Islam di NTT yang merayakan Idul Adha 1438 Hijriah, 1 September 2017 dan telah pula diserahkan kepada panitia," kata Kepala Sub Bagian Agama Islam, Budha dan Hindu Kemenag Kanwil NTT, Kamang Kopong di Kupang, Selasa (29/8).

Ia mengatakan sapi bantuan presiden untuk perayaan Idul Adha 1437 Hijriah seberat 800 kg diserahkan Gubernur ke Pantia untuk selanjutnya diserahkan ke Masjid Kampung Solor. Selanjutnya akan dibagikan kepada umat Islam yang berhak menerimanya.

"Penerimanya diarahkan agar yang sudah kebagian pada perayaan Idul Adha 1437 Hijriah untuk Idul Adha 1438 Hijriah dialihkan kepada umat Islam lain yang berhak menerimanya," katanya.

Sebab menurut dia bantuan hewan kurban pada setiap peringatan Hari Raya Idul Adha merupakan bentuk perhatian dan kepedulian serta solidaritas pemerintah terhadap jamaah (masyarakat). "Bantuan seperti sudah berlangsung setiap tahun oleh Pemerintah merupakan bentuk kepedulian pemerintah dan pembinaan terhadap umat beragama yang merayakannya di wilayah kepulauan ini," katanya.

Pada Idul Adha 1437 Gubernur Lebu Raya, menyerahkan 15 ekor sapi untuk Idul Kurban ke Panitia Hari Besar Islam (PHBI) setempat, untuk selanjutnya disalurkan ke masyarakat di NTT. "Bantuan ini juga sebagai salah satu upaya meningkatkan sikap toleransi dan kerukunan antarmasyarakat di wilayah ini yang memiliki latar belakang berbeda-beda tetapi memiliki persaudaraan yang erat dan tetap satu yakni Indonesia," katanya.

Apalagi dia mengatakan, kerja sama dalam kebersamaan pada berbagai kesempatan seperti hari-hari besar keagamaan agar terus dirajut dalam hidup berbangsa dan bermasyarakat. Sehingga tercipta sikap saling toleransi untuk menggapai kerukunan dalam hidup beragama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement