Senin 28 Aug 2017 17:13 WIB

Erlangga Luncurkan Novel Janadriyah: Sebuah Perjalanan

Suasana peluncuran novel
Foto: Dok Erlangga
Suasana peluncuran novel "Janadriyah: Sebuah Perjalanan".

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Penerbit Erlangga melalui Penerbit Emir mengadakan acara peluncuran buku berjudul Janadriyah: Sebuah Perjalanan. Peluncuran buku yang dilakukan akhir pekan lalu ini dihadiri oleh Achi TM (penulis), Febriandi Rahmatulloh (penulis), Hijrah Ahmad (editor Penerbit Emir).

Novel Janadriyah: Sebuah Perjalanan merupakan novel yang menceritakan tentang perjuangan anak Indonesia bernama Rahmat yang hidup penuh kesederhaan namun sedari kecil selalu bermimpi bisa membawa orang tuanya pergi haji. Rahmat juga selalu bermimpi untuk bisa pergi dan menjelajah ke luar negeri. Salah satunya yaitu pergi ke Kota Makkah dan Janadriyah.

Masa remaja Rahmat yang penuh dengan pergaulan buruk hampir membuat mimpi-mimpinya tersebut kandas. Tak mau mimpi-mimpinya hilang ditelan mimpi, Rahmat bertekad untuk menjadi remaja yang rajin dan berprestasi. Perlahan demi perlahan Rahmat mulai selalu mendapatkan prestasi sampai akhirnya dia mendapatkan beasiswa. Saat itu titik cerah mimpi-mimpinya mulai terwujud, salah satunya ialah pergi ke luar negeri.

Novel yang ditulis oleh Febriandi Rahmatulloh dan Achi TM ini diangkat dari kisah nyata sang penulis (Febriandi Rahmatulloh) yang saat ini tengah bekerja sebagai konsultan pemasaran di Vodafon, Qatar. Achi TM sendiri merupakan penulis novel senior yang karyanya telah malang-melintang di dunia kepenulisan. Novelnya yang terakhir yaitu Insya Allah Sah telah diangkat ke layar lebar oleh MD Entertainment. Film yang tayang pada Juli 2017 itu dibintangi oleh Panji Pragiwaksono dan Titi Kamal. Melalui Achi TM, dua artis ini pun memberikan testimoninya.

“Novel Janadriyah itu seru banget. Aku suka, ceritanya mengalir dari masa kecil, masa remaja yang penuh warna sampai masa masa kuliah, kerja dan berkeluarga," tulis Titi Kamal.

Panji Pragiwaksono juga memberikan testimonialnya. Menurut dia, pembaca bisa belajar dari pengalaman hidup Rahmat yang hijrah dari kota ke kota. Pengalaman tersebut akan membantu, kata Panji, akan membuat pembaca untuk memperjuangkan cita cita, sambil memahami apa artinya menjadi orang Indonesia.

Novel ini juga mendapatkan apresiasi dari beberapa penulis di antaranya Sungging Raga yang berkata bahwa penceritaan buku ini mengalir, dialog-dialog yang alami dan renyah, memberikan komposisi yang cukup lengkap untuk dinikmati. Lalu ada pula Helvi Tiana Rosa yang mengatakan bahwa kisah nyata di dalam buku ini menarik dan menginspirasi. Habiburrahman El-Syirazy mengatakan ini adalah novel tentang keteguhan memegang prinsip di tengah dunia yang materialis. "Alurnya menarik, bahasanya enak, amanatnya kuat. Menarik dan layak dibaca," kata dia.

Terakhir, Nadila berkata, "Janadriyah mengingatkan saya dengan riuhnya kehidupan di Riyadh. Hidup di luar Indonesia memang penuh perjuangan namun penuh makna kehidupan. Manis getirnya terangkum baik dalam novel perjalanan ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement