REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agen First Travel mengaku pasrah dengan komisi yang tak kunjung dibayarkan oleh biro perjalanan umrah itu. Agen mengatakan sudah tidak mempunyai waktu untuk memikirkan fee mereka karena harus memprioritaskan nasib para jamaah yang gagal diberangkatkan First Travel.
Salah seorang agen First Travel, Zuherman, menuturkan, kontrak perjanjian dirinya menjadi agen sebetulnya sudah habis pada 26 Februari 2017. Saat itu pula sudah seharusnya dia mendapat bayaran atas jamaah yang berhasil digaetnya.
"Fee agen saja nggak terbayarkan, cuma sama kita nggak terpikirkan," ujar dia di Pancoran, Jakarta Selatan, Ahad (27/8).
Zuherman mengatakan selama ini menjadi agen telah memberangkatkan sekitar 1.100 orang jamaah untuk beribadah umrah melalui jasa First Travel. Sedangkan jamaahnya yang belum diberangkatkan yakni sebanyak 400 orang.
Tiap agen, kata dia, semestinya dibayar dengan fee sebesar Rp 300 ribu untuk satu jamaah yang berhasil digaet. Namun, Zuherman mengaku fee untuk dirinya pada 2016 pun belum dilunasi pihak First Travel.
Zuherman sebetulnya merasa heran dengan keberangkatan pada 2017 ini yang jumlahnya berkurang secara signifikan. Pada periode November hingga Februari 2017, jumlah jamaah yang diberangkatkan hanya 14 ribu orang. Ini berbeda dengan periode 2016 lalu di mana First Travel memberangkatkan sekitar 40 ribu jamaah atau semua jamaah yang sudah tercatat dalam jadwal.
"Kok keberangkatannya kecil. Karena biasanya 40 ribuan yang berangkat. Tapi malah 14 ribuan. Nah itu yang dipertanyakam agen. Kenapa signifikan turunnya sampai akhirnya macet," kata dia.