Ahad 27 Aug 2017 17:55 WIB

Kereta Bandara Direncanakan Beroperasi Awal 2018

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
KRL melintas di lokasi pembangunan stasiun Sudirman Baru yang merupakan jalur kereta bandara di Jakarta, Senin (10/4).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
KRL melintas di lokasi pembangunan stasiun Sudirman Baru yang merupakan jalur kereta bandara di Jakarta, Senin (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Proyek jalur kereta api yang menghubungkan Jakarta dan Bandara Soekarno Hatta ditargetkan akan mulai beroperasi awal tahun 2018 mendatang. Sebelum pengoperasian, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) akan melakukan uji operasional. 

"Uji operasional rencananya November 2017, mudah-mudahan bisa beroperasi pada awal 2018," ujar  Humas PT KAI Agus Komarudin saat dihubungi Republika pada Ahad (27/8). Agus memperkirakan tarif KA Manggarai-Bandara Soekarno-Hatta seharga 100 ribu rupiah hingga 150 ribu rupiah.

Hingga 25 Agustus 2017, progres pembangunan Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta sudah mencapai 78 persen. Ini meliputi pembebasan lahan yang sudah rampung 200 persen pada 2016, pembangunan track atau jalan rel, jembatan, pembangunan jaringan Listrik Aliran Atas (LAA), gardu listrik, persinyalan, jaringan telekomunikasi dan sebagainya. 

Termasuk juga pembangunan sejumlah stasiun yakni Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, dan Stasiun Batu Ceper. Juga, pembangunan double-double track di Stasiun Manggarai yang sedang dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Agus menambahkan, PT Rail Link juga sudah memprogramkan pembelian 10 rangkaian kereta (train set) PT INKA. Setiap train set berisi enam kereta dan berkapasitas 272 penumpang. PT Inka menggandeng Bombardier Transportation AG yang merupakan perusahaan konsorsium Kanada, Swedia, dan Jerman, untuk membangun kereta itu. 

"Sebenarnya sudah dua train set. Satu train set masih di INKA Madiun, yang satunya sudah dikirim ke Balai Yasa Manggarai, Jakarta, pada 15 Agustus lalu," kata Agus. 

Terkait kendala pembangunan, dia menyebutkan sejumlah hambatan yang dihadapi seperti akses masuk peralatan proyek ke lokasi, pembongkaran pabrik yang baru selesai bulan Agustus ini, relokasi fasilitas umum yang merupakan tanah wakaf, relokasi rumah ibadah, sekolahan dan makam, kondisi lahan yang sebagian besar sawah. "Mudah-mudahan bisa berjalan lancar dan bisa melayani masyarakat di awal tahun 2018," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement