Ahad 27 Aug 2017 17:19 WIB

Kekeringan, PDAM Sukabumi Siap Pasok Air Bersih

Rep: Riga Iman/ Red: Winda Destiana Putri
PDAM
Foto: dok. Istimewa
PDAM

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Sukabumi siap menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang membutuhkan pasoka air. Namun mekanisme penyaluran air bersih tersebut harus ditempuh melalui jalur laporan kelurahan hingga ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"PDAM siap membantu warga yang kesulitan air bersih," terang Direktur Utama PDAM Tirta Bumi Wibawa (TBW) Anton Rachman Suryana kepada Republika Ahad (27/8). Saat ini lanjut dia perusahaan tersebut telah menyiapkan sebanyak lima armada tangka air bersih untuk membantu warga.

Namun lanjut Anton, hingga kini belum ada masyarakat yang meminta bantuan kepada kelurahan atau BPBD. Sehingga lanjut dia PDAM belum memberikan bantuan air bersih kepada warga.

Anton menerangkan, sebelumya Pemkot Sukabumi melalui BPBD Kota Sukabumi telah melakukan pertemuan untuk membahas dampak kekeringan. Salah satunya terang dia untuk mengantisipasi adanya warga yang kesulitan air bersih akibat dampak kekeringan di daerah.

Menurut Anton, PDAM bisa memberikan bantuan setelah sebelumnya masyarakat melaporkan kesulitan air bersih ke kelurahan maupun kecamatan dan BPBD. Nantinya kata dia laporan warga ini akan segera ditindaklanjuti dengan cepat.

Di sisi lain, debit sumber air PDAM Kota Sukabumi mulai mengalami penurunan dibandingkan beberapa bulan lalu. Data PDAM TBWKota Sukabumi menyebutkan, ada tiga sumber mata air yang dimiliki perusahaan tersebut.

Pertama, sumber air Batu Karut di Selaawi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi yang pada kondisi normal debitnya mencapai sekitar 140 liter per detik. Kedua sumber air Cigadog, Selabintana, Kabupaten Sukabumi yang dalam keadaan normal mencapai 50 liter per detik. Terakhir sumber mata air Cinumpang debit air normalnya 250 liter per detik.

Anton menerangkan, debit air bersih secara keseluruhan mengalami penurunan sekitar 40 persen, Kondisi ini terang dia terjadi karena faktor kekeringan yang terjadi pada pertengahan hingga akhir Agustus 2017.

Turunnya debit air bersih ini kata Anton mulai berdampak pada distribusi air bersih kepada para pelanggan PDAM. Jumlah sambungan atau pelanggan PDAM mencapai 21.300 pelanggan.

PDAM ungkap Anton, mulai menerapkan sistem penggiliran pasokan air kepada sebagian pelanggan. Sistem penggiliran air ini mulai diterapkan di sejumlah titik misalnya di Lembursitu, Baros, Jalan Pelabuhan Dua, dan Cipanengah.

Di mana ungkap Anton, waktu pendistribusian air yang biasanya selama 18 jam per hari dikurangi menjadi 14 jam per hari. Hal ini ungkap dia dilakukan agar semua pelanggan tetap mendapatkan pasokan air bersih meskipun dilakukan secara bergiliran.

Kepala Unsur Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Asep Suhendrawan mengatakan, lembaganya belum menerima adanya warga yang kesulitan air bersih. "Namun dari hasil pemetaan semua wilayah rawan kekeringan di musim kemarau," cetus dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement