REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Agam, Sumatra Barat, merilis sekitar 15 hektare cemara laut di Kecamatan Tanjungmutiara, rusak tergerus abrasi pantai dari gelombang pasang yang melanda kurun 2014-2017. "Cemara laut itu berusia sekitar satu sampai dua tahun," kata Kepala DPKP Agam, Ermanto di Lubukbasung, Ahad (27/8).
Cemara laut yang rusak itu tersebar di Pasi Tiku, Pasi Paneh, Muaro Putih dan lainnya. "Data kerusakan cemara laut terbaru berada di Muaro Putih dengan luas dua hektare tergerus abrasi pantai akibat gelombang pasang pada 2017," tambahnya.
Dengan kondisi itu, DPKP Agam mengusulkan penanaman cemara laut seluas 80 hektare sepanjang garis pantai Kecamatan Tanjungmutiara dengan panjang 43 kilometer ke pemerintah provinsi. Namun usulan itu hanya direlokasi seluas dua hektare dengan jumlah 1.000 batang bibit cemara laut. "Saat ini bibit cemara laut itu telah ditanam di Labuan Nagari Tiku Lima Jorong dengan luas sekitar dua hektare pada Maret 2017," ujarnya.
Pada tahun ini, DPKP Agam kembali mengusulkan ke provinsi dalam melindungi daerah itu dari abrasi pantai, angin kencang, lokasi wisatawan dan tempat berlindung nelayan untuk memperbaiki alat tangkap yang rusak apabila tanaman itu sudah besar. "Ini tujuan dari penanaman cemara laut dan berharap ini terwujud nantinya apabila sudah besar," lanjutnya.
Tokoh masyarakat Tiku Lima Jorong, Abdul Muis berharap Pemkab Agam, Pemprov Sumbar dan pemerintah pusat juga memasang pemecah obak selain menanam cemara laut di sepanjang Muaro Putih, agar permukiman warga aman dari abrasi. "Apabila ini tidak disikapi secepatnya maka dalam waktu dekat seluruh permukiman warga akan tergerus abrasi, karena jarak permungkiman dengan pantai hanya 700 meter," katanya.