Sabtu 26 Aug 2017 19:37 WIB

Megawati: Penyebar Hoaks Mungkin Beragama, tapi tak Bermoral

Presiden kelima RI Megawati Sukarnoputri memberikan sambutan saat pembukaan Festival Prestasi Indonesia di Jakarta, Senin (21/8).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Presiden kelima RI Megawati Sukarnoputri memberikan sambutan saat pembukaan Festival Prestasi Indonesia di Jakarta, Senin (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG — Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengharapkan pihak kepolisian menindak tegas penyebar berita bohong (hoax) yang selama ini selalu meresahkan para pembaca. "Orang itu tidak bermoral. Kalau dia punya agama oke, tapi tak punya moral. Oleh karena itu, saya harapkan agar bisa ditindak dengan tegas," katanya dalam kunjungannya ke Kupang, Sabtu (26/8).

Hal ini disampaikannya saat menyampaikan pidato politik usai Pelantikan DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dihadiri kurang lebih 3.000 BMI serta 800an massa partai berlambang Banteng tersebut.

Dia mengingatkan agar apa yang dilakukan oleh para penyebar berita bohong jangan sampai ditiru oleh para kader BMI di Indonesia, khususnya di provinsi berbasis kepulauan itu. Sebab perbuatan seperti itu menurut mantan Presiden RI yang kelima itu adalah perbuatan yang tidak terpuji dan hanya dilakukan oleh orang-orang pengecut.

"Kalau dia (penyebar berita hoax) itu jantan, seharusnya tunjukkan dirinya, dan jangan jadi pengecut," kata dia. 

Ia mencontohkan kasus terakhir adalah saat wakil Presiden Jusuf Kalla disebut menderita sakit jantung sehingga dilarikan ke Rumah Sakit, padahal dalam keadaan sehat-sehat saja. "Orang dalam keadaan sehat-sehat saja masa dibuat berita kalau dalam keadaan sakit. Kan itu namanya pembohongan," ujar dia. 

Ia pun mengakui keberadaan berita bohong di negeri ini semakin merajalela. Berita bohong, dia melanjutkan, justru dapat menimbulkan konflik yang semula aman dan damai.

Indonesia adalah bangsa yang berbudaya. Jangan berbuat sesuatu yang tidak diajarkan oleh bangsa ini untuk saling menghormati. Menghormati yang lebih tua dari kita. "Hormati ketuamu, hormati tetuamu. Itukan yang diajarkan dari dulu kepada kita," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement