REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyatakan, hasil pendeteksian oleh satelit terpantau tiga titik panas di wilayah Aceh. "Hasil sensor modis menggunakan satelit, tiga hotspot (titik panas) berada di Aceh," tegas Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Blang Bintang, Zakaria di Aceh Besar, Jumat (25/8).
Ia mengaku, jumlah titik panas tersebut masih sama dengan kemarin atau Kamis (24/8) sore, terutama lokasi wilayah dan letak titik koordinatnya. Ketiga titik panas ini terdeteksi oleh satelit Terra dan Aqua berada di dua kabupaten di Aceh, yakni wilayah pesisir Barat dan wilayah Tengah.
Dia menyebut, dua titik panas di antaranya terdeteksi Aceh Barat dengan koordinat pada dua kecamatan yakni Johan Pahlawan, dan Sama Tiga. Sisanya satu titik panas lagi, terpantau berada di wilayah Aceh Tengah dengan posisi koordinat di Kecamatan Silihnara.
Data terakhir pihaknya menyebut, Selasa (22/8), terdeteksi 17 titik panas di enam kabupaten. Lalu Rabu (23/8), tiga titik di satu kabupaten, dan Kamis (24/8), tiga titik pada dua kabupaten. "Pagi ini, ketiga titik panas itu memiliki tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan di atas 65 persen," ucap Zakaria.
Deputi Bidang Meteorogi BMKG, Yunus S Swarinoto telah mengingatkan, wilayah Aceh perlu mewaspadai kemunculan titik panas akibat meningkatnya intensitas cuaca kering selama musim kemarau. Berdasarkan peta potensi kemudahan kebakaran yang ditinjau dari unsur cuaca, katanya maka masih menunjukkan wilayah di Aceh sangat mudah terjadi kebakaran.
"Meski begitu, kondisi cuaca tidak akan menyebabkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan. Jika tidak ada faktor manusia yang melakukan pembakaran," katanya.