Kamis 24 Aug 2017 19:33 WIB

Lazismu Galakkan Kurban di Daerah 3T

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Fernan Rahadi
Lazismu
Foto: muhammadiyah.or.id
Lazismu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) tahun ini menggalakkan berbagai program bagi masyarakat di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).  Direktur Utama Andar Nubowo me­ngatakan, Lazismu memiliki empat bidang program untuk penyaluran zakat, infak dan sedekah. Empat bi­dang tersebut, di antaranya pendidi­kan, ekonomi, sosial, dan dakwah. "Ta­hun ini di bidang pendidikan kita memiliki program pendidikan 1.000 Sarjana," ujar Andar, Selasa (22/8).

 Program 1.000 Sarjana ini berupa beasiswa untuk anak-anak yang akan menempuh pendidikan perguruan tinggi  maupun mahasiswa yang akan menyelesaikan tugas akhir. Mereka yang dapat menerima beasiswa ini adalah  anak yang tergolong delapan asnaf, terutama fakir miskin. Beasiswa ini juga diberikan kepada sarjana yang berprestasi.

Selain program 1.000 Sarjana, Lazismu juga memiliki program beasis­wa untuk anak-anak nelayan. Lem­ba­ga sosial ini bekerja sama dengan Se­kolah Tinggi Ekonomi Ahmad Dahlan (STIEAD) memberikan beasiswa pen­didikan sarjana bagi 70 orang di da­erah pesisir. 

"Mereka yang secara ekonomi ti­dak mampu untuk membiayai pen­di­dikan sarjana, maka kami dan STIEAD akan membantu dengan program bea­siswa," jelas dia.

Program lain di bidang pendidikan untuk tahun 2017 adalah akan segera launching, yakni program khusus anak Papua. Lazismu akan memberikan bea­siswa kepada 100 anak Papua. Sya­ratnya, tidak harus Muslim, tetapi ge­nerasi Papua yang secara ekonomi ti­dak mampu dan berprestasi, maka akan mendapatkan beasiswa. 

Di bidang ekonomi, Lazismu me­man­faatkan dana ZIS untuk kegiaan ekonomi produktif, terutama terakit pertanian dan peternakan. "Kami me­miliki program pertanian terpadu de­ngan membuat satu desa wisata untuk memberdayakan petani dan peter­nak bekerja sama dengan Majelis Pem­berdayaan Masyarakat," kata Andar memaparkan.

Desa wisata yang sedang dikem­bang­kan, menurut dia, di antaranya Kam­pung Buluh di Wonosobo. Pro­gram ini nantinya tak hanya mengem­bangkan ekonomi masyarakat baik peternak dan petani, tetapi juga men­jadi tempat wisata edukasi bagi anak-anak untuk belajar beternak dan bertani.

Selain  Desa Wisata, Lazismu juga me­miliki program pemberdayaan pe­rem­puan BU Eka (Bina Usaha Ekonomi Keluarga). Program ini merupa­kan strategi pengembangan usaha bersama kelompok perempuan bekerja sama dengan Aisyiyah dalam memberikan modal bergulir bagi ibu-ibu dan pedagang. 

Pemberdayaan peternak

Lazismu memiliki program pem­berdayaan bagi peternak hewan kur­ban diberbagai daerah. Pada 2017 ini mereka mengembangkan 100 sentra ternak hewan kurban yang ditargetkan panen pada 2018. 

Program ini terbagi dua, menginisiasi dan memodali sentra ternak atau bermitra dengan peternak. Mitra pe­ter­nak nantinya akan didampingi da­lam usahanya, baik pemberian modal, melatih peternak agar hasilnya men­capai target, hingga membantu pemasaran.  

"Kami berharap dengan adanya pengembangan sentra peternak hewan kurban dapat menjadi satu jaringan berkurban dari hulu hingga hilir," ujar Andar.

Satu sentra memiliki jumlah peter­nak yang berebeda-beda, Kelompok ternak di Wonosobo, misalnya satu sentra terdiri dari 10  peternak dan di Bogor memiliki 2.000 ekor kambing de­ngan 15 orang peternak. Selain Wo­nosobo dan Bogor, sentra peternak yang sedang dikembangkan di antaranya Magelang, Boyolali, Sragen, Solo, Klaten, Yogyakarta, Piyungan, Banyumas Blitar, Gresik, Lamongan, Jem­ber, Lampung, dan Maluku.

Selain program pemberdayaan pe­ternak hewan kurban, tahun ini Lazismu tak hanya sekadar menyembelih hewan kurban lalu membagikan­nya berupa daging mentah saat  Idul Adha dan tiga hari Tasyrik.

Lazismu akan bekerja sama dengan pengusaha kornet dan rendang kaleng untuk mengemas daging hewan kur­ban. Lembaga ini menargetkan 1.000 ekor kambing dan 100 ekor sapi untuk dijadikan kornet dan rendang kema­san kaleng. 

Jumlah kurban sebanyak itu dapat meng­hasilkan 40 ribu kaleng. Proses produksinya membutuhkan waktu satu bulan untuk dikirimkan kembali kepada Lazismu.  "Sesuai syariah, hasil kurban dapat disimpan dan dibagikan di luar hari Idul Adha dan tiga hari Tasyrik, sehingga dapat disimpan untuk dibagi­kan kepada yang membutuhkan,"jelas dia. Seluruh hewan kurban tersebut akan disalurkan di wilayah 3T dan da­erah bencana baik di Indonesia mau­pun di luar negeri. 

Dukungan terhadap program kur­ban diberikan juga oleh perusaha­an Bintang Toedjoe melalui Extrajoss. Pre­siden Direktur Bintang Toejdoe, Si­mon Jonatan, mengatakan pihaknya kem­bali menggelar program kurban ber­sama Lazismu dalam rangka ikut ber­peran serta dalam membangun ke­ber­samaan di tengah kebhinekaan dan un­tuk berkontribusi membangun bangsa. 

Sebagai wujud komitmen itu, kata dia, perusahaannya menyerahkan satu ekor sapi Limosin kepada Lazismu juga memberikan dukungan secara ope­rasional untuk Lazismu senilai Rp 100 juta. Pihaknya juga menyediakan mi­numan gratis  di 1.700 masjid se-Indo­nesia dalam perayaan kurban. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement