Kamis 24 Aug 2017 17:53 WIB

Djarot Sebut Pasar Tradisional Lebih Menarik dari E-Commerce

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nur Aini
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (4/1) malam. Harga cabai di sejumah pasar tradisional di Jakarta mengalami kenaikan. Terutama harga cabai rawit merah melonjak hingga Rp 130.000/Kilogramnya,hal ini disebabkan karena tingginya curah huja
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (4/1) malam. Harga cabai di sejumah pasar tradisional di Jakarta mengalami kenaikan. Terutama harga cabai rawit merah melonjak hingga Rp 130.000/Kilogramnya,hal ini disebabkan karena tingginya curah huja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yakin pasar tradisional masih diminati oleh masyarakat dibanding dengan pasar online atau e-commerce. Pasar Tradisional, menurut Djarot, bukan hanya jual beli tetapi menjadi sarana untuk berdialog satu sama lain.

“Kan kalau pasar online nggak ada kontak, saya makin yakin kalau ini kita direvitalisasi pasar tradisional akan lebih menarik. Orang suatu ketika akan jenuh dengan pasar yang online, sama seperti sekarang untuk wisata mereka kembali ke alam. Inilah kultur masyarakat kita untuk bertemu antara pembeli dan pedagang,” ujar Djarot di Pasar Walang Jaya, Kamis (24/8).

Selain itu, Djarot menginginkan pasar harus terintegrasi dengan fasilitas lain, seperti mini Jak Grosir atau hiburan lainnya. “Saya minta Dirut PD Pasar Jaya Arief (Nasrudin) untuk bikin pintu di belakang supaya ada integrasi dengan Puskesmas dan RPTRA sehingga pasar jadi ramai,” katanya.

Mantan wali kota Blitar ini mengatakan ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat ramainya pasar. Pertama adalah lokasi pasar. “Kedua adalah perilaku pedagang (dan) bagaimana mutu dagangannya,” Noer Qomariah Kusumawardhani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement